Senin, 20 Februari 2012

Batuan Malihan, Pengenalan


Batuan Malihan
Pengenalan 
Oleh : Doddy Setia Graha

            Pembentukan batuan seperti dari pasir menjadi batupasir dapat disebabkan oleh pemadatan. Batuan yang lepas atau gempur dapat berubah menjadi batuan yang keras. Dalam hal ini tekanan bertambah atau temperatur meningkat maka akan terbentuk batuan malihan (metamorfosa) yang berarti batuan telah berubah (meta=lain; morfi=bentuk). Beberapa jenis-jenis metamorphosis, ialah metamorphosis thermal, metamorphosis dynamo dan metamorphosis regional.
Pada metamorfosos thermal ataupun metamorphosis sentuh, maka temperature merupakan faktor yang penting, sedangkan tekanan dalam hal ini merupakan sesuatu yang relative kecil. Jenis metamorphosis biasanya merupakan tekanan yang berarah. Pada metamorphosis dynamo, terjadi di bagian atas kerak bumi. Tekanan di sini datangnya dari gaya-gaya yang disebabkan oleh gerak-gerak patahan, sesaran pada batuan-batuan yang tidak cair-liat. Metamorfosis regional, faktor-faktor tekanan dan temperatur bekerja bersama-sama seper ti di tempat-tempat yang dalam dikerak bumi dimana terdapat temperature yang tinggi dan tekanan tinggi, akan terjadi perubahan-perubahan, atau metamorphosis pada batuan-batuan dalam daerah yang luas.
            Pengenalan batuan malihan megaskopis berdasarkan struktur dan kandungan mineral-mineralnya, struktur yang berfolisasi dan tidak berfolisasi dapat di lihat pada Gambar 2. Ciri batuan malihan (metamorfosa) antara lain :
a.      Biasanya terdiri dari Kristal-kristal, dengan dominasi bentuk sisik-sisik dan batang-batng. Juga merupakan batuan yang keras dan padat. Butir-butir dapat hamper sama ukurannya atau granoblastik sedang yang tidak sama yaitu porfiroblastik.
b.      Umumnya berstektur banding, fosil yang seakan-akan berasap-asap karena pemisahan dari mineral-mineralnya yang pipih tersusun parallel dan schistositas.
c.       Biasanya tidak mengandung fosil-fosil, kalau ada fosil-fosil itu sudah rusak, atau mengalami perubahan bentuk.
d.      Mineral-mineralnya yang khas : staurolit, andalusit, garnet, wollastonit, kyanit, sillmanit, kordierit, khlorit, sepertin, talk. Disamping itu juga terdapat mineral seperti yang etrdapat dalam batuan beku dan sedimen.

Batuan Sedimen, Klasifikasi

Klasifikasi Batuan Sedimen


Oleh : Doddy Setia Graha





Penamaan batuan sangat penting sekali dan juga penamaan ini harus adanya standarisasi, berdasarkan tipe batuan dan sifat-sifatnya. Dalam hal penamaan harus ada keseragaman pemberian nama, sehingga klasifikasi dari batuan harus subyektif mungkin, berdasarkan fakta-fakta yang dapat diamati dan bukan tafsiran.
Dalam teknik pembagian selanjutnya misalnya dari klasifikasi batupasir atau batu gamping tidaklah penting, karena sifatnya kontroversial. Lebih penting adalah suatu pemerian yang lengkap dan sistimatis. Kadang-kadang terdapat batuan yang merupakan campuran antara dua macam batuan seperti pasir dengan lempung, maka hal ini juga dinyatakan dalam pemerian.
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting di dalam batuan sedimen.
Batuan sedimen yang ada di muka bumi ini dapat dikelompokan menjadi lima kelompok besar, pengelompokan ini berdasarkan cara terbentuknya batuan tersebut. Setiap kelompok tersebut mempunyai tempat pengendapan tersendiri, mulai pengendapan di lingkungan darat, sungai, danau, sampai ke lingkungan laut. 

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting di dalam batuan sedimen. Batuan sedimen yang ada di muka bumi ini dapat dikelompokan menjadi lima kelompok besar, pengelompokan ini berdasarkan cara terbentuknya batuan tersebut. Setiap kelompok tersebut mempunyai tempat pengendapan tersendiri, mulai pengendapan di lingkungan darat, sungai, danau, sampai ke lingkungan laut.  Batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi :
a.      Batuan Sedimen Detritus (Klastik)
b.      Batuan Sedimen Evaporit
c.       Batuan Sedimen Batubara
d.      Batuan Sedimen Silika
e.      Batuan Sedimen Karbonat

Batuan Beku


Batuan Beku
Batuan beku sudah banyak kenal dan juga sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang sangat sederhana seperti pembuatan jalan sampai ke hal yang sangat rumit seperti pembuatan gedung yang megah. Hanya sedikit sekali yang mengetahui asal kejadiannya dari batuan inidan kebanyakan hanya mengetahui cara dan teknik mempergunakannya dalam kehidupan ini.
Berdasarkan genesa atau tempat terbentuknya batuan beku dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan ekstrusi dan batuan intrusi.

Batuan Ekstrusi

Batuan ekstrusi terdiri atas semua material yang dikeluarkan dari dalam bumi kepermukaan baik di  daratan maupun di bawah permukaan laut. Batuan akan mendingin dengan proses sangat cepat, sebagian berbentuk padat,  debu atau suatu larutan yang kental dan panas, dikenal dengan sebutan lava. Batuan ekstrusi selalu berkaitan dengan jalur gunungapi yang masih aktif maupun sudah mati.
Hasil letusan gunungapi aktif dapat menghasilkan debu yang tersebar keluruh tempat serta terbawa angin, berukuran butir dari kasar sampai sangat halus. Selain debu dihasilkan pula batuan berbentuk padatan yang bercampur dengan material beraneka ukuran yang diendapkan dekat dengan pusat kegiatan yang biasanya dinamakan batuan piroklastik. Percampuran antara batuan yang berukuran besar dengan lava dan debu vulkanik seingga membentuk agglomerat. Butiran halus seperti debu dan fragmen batuan membentuk batuan tersendiri, bila ukurannya bercampur antara ukuran kerikil dengan halus dinamakan tras sedang bila halus semuanya dinamakan tuf. Selain yang disebut di atas masih ada batuan lain yang termasuk ke dalam batuan ekstrusi adalah cairan magma yang membeku dekat dengan permukaan bumi biasanya berbentuk korok, dike maupun sill.

Batuan Intrusi

Batuan intrusi adalah batuan yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi yang berasal dari cairan magma dengan proses pembekuannya berjalan lambat dan perlahan sehingga menghasilkan butiran kristal berukuran kasar.
Bentuk dari intrusi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain tubuh pluton memiliki bentuk intrusi yang tidak beraturan berukuran sangat besar sampai puluhan kolimeter dengan ukuran kristal sangat kasar sampai mega kristal. Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu dike (retas)  memotong arah lapisan batuan sedang sill searah lapisan batuan.
Pada saat ini sebagian batuan intrusi sudah nampak dipermukaan bumi memiliki bentuk yang khusus secara morfologi serta sangat mudah sekali untuk dikenali. Munculnya dipermukaan bumi disebabkan oleh proses-proses geologi yang bekerja  seperti pengangkatan yang kemudian diikuti oleh proses erosi batuan penutupnya pada tahap akhir muncullah batuan intrisu dipermukaan bumi yang hilang semua batuan penutupnya.
Bentuk tidak beraturan pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas di permukaan bumi. Penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak beraturan) memperlihatkan bentuk yang sangat besar dan kedalamannya yang tidak diketahui batasnya. Bentuk tidak beraturan biasanya dimiliki luas oleh batolit, singkapan di permukaan memiliki luas yang hampir 100 km2. Sedangkan stok memiliki sifat yang hampir sama dan hanya di ukurnya saja yang jauh berbeda.
Batuan beku yang telah mengalami pelapukan ataupun ubahan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa haruslah batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan.

Batuan Intrusi
Batuan Ekstrusi
Granit
Syenit
Diorit
Tonalit
Monsonit
Gabro
Riolit
Trahkit
Andesit
Dasit
Latit
Basal

Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku  seperti granit, diorit dan gabro yang terbentuk di dalam bumi, diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimia untuk beberapa batuan beku, intrusi.
OKSIDA
GRANIT
DIORIT
GARBO
SiO2
TiO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
72,08
0,37
13,86
0,86
1,72
0,06
0,52
1,33
3,08
5,46
0,53
   0,18
51,86
1,50
16,40
2,73
6,97
0,18
6,12
8,40
3,36
1,33
0,80
   0,35
48,36
1,32
16,84
2,55
7,92
0,18
8,06
11,07
2,26
0,56
0,64
  0,24

Sumber : Nockolds, 1954, Average Chemical Compositions of Some Igneous      Rocks: Geol. Soc. America Bull. V.65.

Pengenalan Batuan Sedimen


Pengenalan Batuan Sediman
Pada umumnya pada batuan sedimen dibedakan menjadi dua golongan batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non klatsik. Batuan sedimen klasik proses terbentuknya secara mekanik atau fisika. Batuan sedimen non klastik proses terbentuknya secara kimia, biokimia atau biomekanik. Penamaan batuan sedimen klastik ditentukan oleh ukuran dan bentuk-bentuk butir sedimen sedangkan batuan sedimen non klastik ditentukan oleh komposisi mineral dan atau komposisi kimiawi. Batuan sedimen non klastik biasanya padat dan rapat tersusun dari Kristal-kristal.
Ciri dari batuan sedimen antara lain :
a.      Biasanya berstrektur klasik umumnya kristalin padat atau proses atau seperti tanah.
b.      Struktur umumnya berlapis-lapis, simpang siur, membagi dan lain-lain.
c.       Lunak, lebih ringan dari batuan beku, dan warnanya lebih muda.
d.      Tersebar luas secara lateral.
e.      Mineral-mineral yang khas  yaitu semua mineral yang terdapat pada batuan beku hanya sudah dalam keadaan mengalami pengikisan-pengikisan terutama mineral yang tahan terhadap pelapukan.Disamping itu terdapat pual mineral-mineral seperti : Kalsit, Dolomit, Siderit, Limonit, Gip, Kalsedon, Opal, dan mineral lempung.
f.        Biasanya terdapat fosil-fosil di dalamnya, kesan-kesan bekas jejak binatang atau bekas tumbuh-tumbuhan, kesan-kesan air hujan dan lain-lainnya.
g.      Yang paling banyak terdapat ialah lempung, pasir, batu pasir, dan batukapur.