Rabu, 30 Mei 2012

Jenis Tanah


JENIS TANAH

Oleh : Doddy Setia Graha


1. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah jenis kaya zat besi dan aluminium, terbentuk di daerah tropis yang panas dan basah. Hampir semua laterit yang berkarat-merah karena oksida besi. Prosesnya mengembangkan dengan intensif dari pelapukan yang sudah berjalan lama terhadap batuan induk. Pelapukan tropis (laterization) adalah sebuah proses berkepanjangan berupa pelapukan kimiawi yang menghasilkan berbagai macam diketebalan, kelas, kimia dan mineralogi bijih tanah yang dihasilkan. Sebagian besar wilayah tanah dengan laterit.

Laterit adalah pembentukan permukaan kaya zat besi dan aluminium, dibentuk di tempat yang panas dan basah pada daerah tropis. Hampir semua laterit yang berkarat-merah karena oksida besi. Meliputi laterit yang tebal pada daerah stabil, laterit pada dataran tinggi mencapai 30 m tebalnya. Laterit dapat berupa lunak dan mudah patah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, dan tahan secara fisik. Batuan basement yang terkubur di bawah lapisan tebal dan jarang terkena cuaca. Tanah laterit membentuk bagian paling atas penutup laterit.

Secara historis, laterit dipotong menjadi bata-seperti bentuk dan digunakan dalam membangun monumen dan candi Angkor Wat dan situs Asia Tenggara berubah menjadi hamparan kuil yang terbuat dari laterit, batu bata dan batu.

Tebal lapisan laterit yang berpori dan sedikit permeabel, sehingga lapisan dapat berfungsi sebagai akuifer di daerah pedesaan. Laterit tersedia secara lokal yang digunakan dalam larutan asam, diikuti oleh presipitasi untuk menghilangkan fosfor dan logam berat di instalasi pengolahan limbah.
Laterit adalah sumber dari bijih aluminium yang sebagian besar dalam mineral lempung dan hidroksidagibbsiteboehmite dan diaspore yang menyerupai komposisi bauksit. Bijih laterit juga adalah sumber utama awal nikel .

2. Pembentukan
Pembentukan  tanah laterit pada iklim tropis (laterization) adalah sebuah proses berkepanjangan pelapukan kimiawi yang menghasilkan berbagai macam diketebalan, kelas, kimia dan mineralogi bijih tanah yang dihasilkan. Produk awal pelapukan batuan dasarnya adalah kaolinisasi disebut saprolit (Gambar 1.). Sebuah periode laterisasi aktif diperpanjang dari sekitar periode Tersier Tengah sampai Kuarter Tengah (35 hingga 1,5 juta tahun lalu). Analisis statistik menunjukkan bahwa transisi di level rata-rata dan varian dari 18O selama Pleistosen Tengah. Hal ini adalah perubahan mendadak secara global dan terutama merupakan peningkatan massa es. Pada waktu yang sama terjadi penurunan mendadak dalam suhu permukaan laut. Kedua menunjukkan perubahan pendinginan global secara tiba-tiba. Tingkat laterisasi akan menurun dengan pendinginan tiba-tiba bumi. Pelapukan di iklim tropis berlanjut hingga hari ini, di tingkat penurunan.




Gambar 1. Profil vertikal tanah laterit.
A Mewakili tanah; B mewakili laterit, sebuah regolith; C mewakili saprolit dengan regolith lebih banyak; D merupakan batuan dasar

Laterit terbentuk dari pencucian batuan induk sedimen seperti batupasirlempungbatugampingbatuan metamorf antara lain sekisgneismigmatit serta batuan bekunya adalah granitbasalt, gabro, peridotit, dan mineralisasi bijih  yang meninggalkan lebih larut ion, terutama besi dan aluminium. Mekanisme reaksi kimia terhadap mineral utama di bawah kondisi temperatur tinggi  dari wilayah lembab beriklim hujan. Sebuah hal penting dalam pembentukan laterit adalah pengulangan basah dan musim kering. Batuan yang tercuci oleh air hujan meresap selama musim hujan, larutan yang mengandung ion-ion yang dihasilkan tercuci dibawa kepermukaan oleh proses kapiler selama musim kemarau. Ion-ion ini terbentuk yang larut dalam senyawa garam yang kering pada permukaan. Garam-garam tersebut dicuci selama musim hujan berikutnya. Pembentukan laterit biasanya pada topografi rendah dan dataran tinggi yang mencegah erosi dari penutup permukaan.

Komposisi mineralogi dan kimia laterit tergantung pada batuan induknya. Laterit terutama terdiri dari kuarsa dan oksida titaniumzirkon, besi, timah, aluminium dan mangan, yang tetap selama pelapukan. Laterit bervariasi secara signifikan sesuai dengan, iklim lokasi dan kedalaman. Mineral utama untuk nikel dan kobalt dapat berupa oksida besimineral lempung atau mangan oksida. Besi oksida berasal dari batuan beku mafik yang kaya zat besi, bauksit berasal dari granit. Laterit Nikel terjadi di zona bumi yang mengalami beriklim tropis, pelapukan batuan ultramafik yang mengandung mineral ferro-magnesian olivinpiroksen  dan amphibol.

Pada Mesozoikum sampai Tersier (251 – 65 juta tahun) busur laut dan tabrakan benua. Zona menjalani laterisasi di New Kaledonia, Kuba, Indonesia dan Filipina. Laterit mencerminkan kondisi cuaca masa lalu. Laterit yang ditemukan di masa kini daerah non-tropis adalah produk dari zaman geologi, dahulu daerah yang dekat khatulistiwa. Laterit terjadi di luar daerah tropis dianggap sebagasi indikator dari perubahan iklim, pergeseran benua atau kombinasi dari keduanya.

3. Jenis – Jenis Tanah
Indonesia adalah negara Kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain :
  • Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
  • Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerik.
  • Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
  • Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
  • Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
  • Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
  • Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
  • Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.

Selasa, 29 Mei 2012

Isu Sumber Daya Alam


Isu Sumber daya Alam


Oleh Doddy Setia Graha

Ada beberapa isu utama dalam pemberdayaan sumber daya alam yang merupakan anugerah Allah yang tidak terkira, antara lain :
¨      Isu pertama dapat dikemukakan pertanyaan mengenai “berapa lama dan dalam keadaan bagaimana kehidupan manusia dapat berlangsung terus di bumi ini dengan persediaan tertentu dari sumber daya yang melekat di suatu tempat (insitu resource), yang dapat diperbaharui tetapi dapat rusak, serta terbatasnya sistem lingkungan hidup”. Dalam hal fungsi lingkungan alam mempunyai peranan ganda yaitu sebagai sumber bahan mentah dan sebagai pengolah limbah secara alami, serta sebagai sumber kesenangan (amenity).
¨      Isu kedua mengenai lokasi persediaan yang diketahui, bila dipergunakan terus menerus akan habis. Masalah ini berhubungan erat dengan bahan galian yang sifatnya tidak dapak dapat diperbaharui, sekali pakai langsung habis.
¨      Isu ketiga adanya pengalaman sejarah mengenai pergeseran dari sumber daya yang dapat diperbaharui ke sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Pergeseran ini terjadi di batu bara, barang ini menjadi semakin penting setelah persediaan arang kayu semakin sedikit serta harganya naik.
¨      Isu keempat berhubungan dengan kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam pada masa yang lampau dimana banyak tindakan yang tidak bijaksana, berpandangan dekat, eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam. Kebijakan ini berhubungan erat dengan faktor pemerintah dan tingginya permintaan masyarakat akan kebutuhan sumber daya alam seperti bahan galian. Semakin pesatnya pembangunan kebutuhan akan bahan galian akan meningkat pula serta jenisnyapun semakin beragam.
¨      Isu kelima peranan penting sumber daya alam sebagai faktor-faktor utama bagi pertumbuhan ekonomi. Bangsa Banten sejak zaman Orba (Orde Baru) sampai saat ini masih menggantungkan pertumbuhan ekonominya pada sektor migas (minyak dan gas). Sektor ini identik dengan kegiatan penambangan yang berhubungan erat sekali dengan sumber daya alam.
¨      Isu keenam semakin memburuknya keadaan lingkungan sebagai akibat kemiskinan yang berkelanjutan dan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Kedaan krisis ekonomi saat ini memburukan kondisi lingkungan dan keadaan masyarakat. Bila keadaan tersebut tidak cepat ditangani akan menyebabkan memburuknya lingkungan akan mengurangi kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan Wilayah


Pengembangan Wilayah

Oleh : Doddy Setia Graha

Dengan memperhatikan unsur pendukung pengembangan wilayah, yaitu informasi geologi dan potensi sumber daya, maka perencanaan akan lebih menuju kepada pengisian tata ruang wilayah yang akan dikembangkan. Aspek lain yang patut diperhatikan dengan mengingat pengembangan potensi sumber daya adalah masalah daya dukung wilayah dan aspek lingkungan.

Daya dukung wilayah akan memberikan batasan sejauh mana suatu wilayah dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai faktor keterbatasan. Sedangkan aspek lingkungan memberikan suatu wawasan terhadap akibat yang mungkin timbul bilamana pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam melewati batas ambang. Aspek daya dukung dan aspek lingkungan merupakan faktor-faktor kendala pembatas yang mungkin terjadi sebagai akibat pemanfaatan potensi sumber daya alam yang berlebihan, terutama sebagai akibat ulah manusia.

Perekonomian yang didasarkan kepada sumber daya alam dapat dicerminkan pada pola tata guna lahannya. Sehingga besaran kuantitatif dan informasi geologi (tata guna lahan) dapat dijadikan indikator konstribusi suatu sektor di dalam perekonomian daerah. Penentuan sektor unggulan dalam menunjang perekonomian serta penerapan teknologi untuk meningkatkan perekonomian perlu diperhatikan dan ditempatkan pada lahan yang sesuai agar tidak mengganggu pengembangan wilayah secara keseluruhan.

Wilayah Banten secara alamiah yang diturunkan dari generasi ke generasi pada saat kini terlihat beberapa pengembangan wilayah, Banten utara merupakan pedataran dengan sektor yang berkembang antara lain perkontoran, pusat niaga, hunian, industri yang keseluruhan merupakan beban berat yang harus dipikul yang penuh resiko dan tangtangan. Banten tengah, terdapat dua daerah ibu kota kabupaten, yaitu Pandeglang dan Rangkasbitung. Wilayah lainnya merupakan daerah yang terbuka dipergunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan lain sebagainya. Banten selatan sebagian besar merupakan daerah yang terbuka kegiatan perekonomian hanya terpaku dari sektor sumber daya alam.

Peta Geologi Lembar Jakarta


Peta Geologi Lembar Jakarta

Oleh : Doddy Setia Graha


Seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dilakukan Pemetaan Geologi secara bersistem oleh Pusat Survey Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Berbagai jenis peta telah diterbitkan seperti Peta Geologi, Peta Geologi Kuarter, Peta Kegempaan dan beberapa jenis peta lainnya. Peta-peta tersebut dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan.

Di Jawa Peta Geologinya bersekala 1 : 100.000 sedangkan diluar Jawa bersekala 1 : 200.000. Pada Peta Geologi tersebut telah diinformasikan antara lain penyebaran batuan, struktur, bahan galian serta beberapa hal patut diketahui.

Penjelasan di bawah ini untuk menjelasan isi dari Peta geologi yang termuat dalam Lembar dengan berbagai nama daerahnya. Seluruh Indonesia sudah dipetakan dengan berbargai ukuran sekala.
Contoh Peta geologi (Lembar Jakarta Dan Kepulauan Seribu),Jakarta dibatasi koordinat 106030’ – 107000’ BT dan 6000’ – 6030’ LS, sedangkan Lembar Kepulauan Seribu dibatasi koordinat 106030’ – 107000’ BT dan 5030’ – 6000’ LS. Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu secara administrasi termasuk wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan  Provinsi Banten, Kabupaten Bogor dan Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Geomorfologi Daerah Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu dapat dibagi menjadi empat satuan morfologi, yaitu : Daratan Pantai; Kipas Gunungapi Bogor; Daerah pebukitan menggelombang memisahkan daratan pantai utara dengan jajaran gunungapi di selatan; dan Satuan Pegunungan.
Stratigrafi Lembar Jakarta Dan Kepulauan Seribu dengan cekungan sedimentasi tersier di Jawa Barat yang terdiri dari tiga mandala sedimentasi, yaitu Mandala Paparan benua, Mandala sedimentasi Cekungan Bogor dan Mandala Sedimentasi Banten. Mandala Paparan Benua dicirikan oleh endapan paparan berupa batupasir kuarsa, batugamping dan batulempung yang diendapkan dalam lingkungan laut dangkal. Mandala Sedimentasi Cekungan Bogor dicirikan oleh endapan aliran gravitasi yang terdiri dari komponen batuan andesitan-basaltan, tufaa dan batugamping. Mandala ini meliputi Bandung, Bogor dan Pegunungan Selatan. Mandala Sedimentasi Banten pada awal Miosen, endapan sedimennya menyerupai endapan cekungan Bogor, sedangkan pada akhir Tersier mendekati Paparan Benua.

Satuan tertua yang tersingkap adalah Formasi Rengganis (Tmrs) yang berumur Miosen Awal. Formasi ini ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Bojongmanik (Tmb) yang berumur Miosen Tengah, sedangkan di bagian timur berkembang Formasi Klapanunggal (Tmk). Formasi ini berhubungan menjemari dengan Formasi Jatiluhur (Tmj). Formasi-formasi tersebut di atas ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Genteng (Tpg) yang berumur berumur Pliosen Awal. Formasi Genteng ditindih Formasi Serpong (Tpss) berumur Pliosen Akhir. Formasi Serpong ditindih secara tidak selaras oleh Tufa Banten (QTvb) yang berumur Plio-Plistosen. Tufa Banten ditindih Batuan Gunungapi Muda (Qv) dan Andesit Gunung Sudamanik (Qvas) yang berumur Plistosen. Batuan terobosan yang dijumpai di Lembar ini adalah Basalt Gunung Dago (Tmpb) yang berumur Mio-Pliosen. Endapan termuda permukaan di daerah ini terdiri dari batupasir tufaaan dan konglomerat/Kipas Aluvium (Qav), Endapan Pematang Pantai (Qbr) dan Aluvium (Qa), serta di lain tempat tumbuh Batugamping Koral (Ql).

Struktur yang terdapat pada lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu berupa lipatan, sesar dan kelurusan. Lipatan, dijumpai di bagian tenggara, berupa antiklin, dengan sumbu berarah baratlaut – tenggara, yang melipat Formasi Klapanunggal. Sesar yang dijumpai di daerah ini ada 3 macam, yaitu sesar naik, dijumpai dibagian baratdaya, merupakan kontak antara Formasi Bojongmanik dan Batuan Gunungapi Muda dengan arah baratlaut – tenggara. Sesar geser mengiri dijumpai dibagian baratdaya Lembar yang menyesarkan Formasi Bojongmanik. Sesar turun, dijumpai di bagian tenggara Lembar, berarah baratlaut – tenggara dan memotong Formasi Klapanunggal. Kelurusan ini kemungkinan merupakan zona lemah yang berupa sesar atau kekar. Struktur geologi tersebut di atas, kemungkinan akibat gaya kompresi dengan arah timurlaut – baratdaya.

Sejarah geologi di mulai pada Miosen Awal. Pada Kala itu daerah ini merupakan tepian selatan dari cekungan busur belakang tempat diendapkan Formasi Rengganis oleh arus yang dipengaruhi gayaberat (gravity flows). Kemudian daerah ini mengalami pengangkatan. Pada Miosen Tengah daerah ini merupakan cekungan laut dangkal di bagian timur dan diendapkan Formasi Klapanunggal, yang menjemari dengan Formasi Jatiluhur. Sedangkan dibagian barat berkembang sedimentasi Formasi Bojongmanik. Formasi-formasi tersebut kemudian terangkat, terlipatkan, tersesarkan dan diterobos oleh Basalt G. Dago pada Mio-Pliosen. Pada Pliosen Awal bagian utara daerah ini mengalami penurunan dan berlingkungan laut dangkal (litoral), serta diendapkan Formasi Genteng. Selanjutnya daerah ini terangkat kembali sehingga merupakan daratan, dan terbentuk endapan sungai tua Formasi Serpong. Pengangkatan ini diikuti kegiatan gunungapi, yang menghasilkan Tufa Banten yang terdiri dari batuan gunungapi yang berumur Plio-Plistosen. Pada Plistosen awal terjadi kegiatan gunungapi yang menghasilkan Batuan Gunungapi Muda dan terjadi parasit, yang menghasilkan Andesit Sudamanik. Sedangkan ditempat lain terjadi genanglaut (atau mjungkin penurunan) sehingga memungkinkan tumbuhnya batugamping koral yang terus tumbuh sampai sekarang. Hasil kegiatan gunungapi di bagian selatan membentuk morfologi tinggi, akan tetapi akibat proses erosi dan gerakantanah maka terbentuk endapan kipas aluvium.

Sumber daya mineral yang ada berupa batugamping, lempung, pasir, kerikil andesit basalt dan mungkin minyak bumi. Batulempung dan batugamping telah digunakan untuk pembuatan semen oleh PT. Semen Cibinong dan PT. Kujang. Beberapa data pemboran perusahaan minyak, menunjukkan adanya minyak bumi.

Lingkungan Bidang Energi dan Sumber Daya Alam


Lingkungan Bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral

Oleh : Doddy Setia Graha

Permasalahan utama yang dihadapi untuk bidang energi dan sumber daya mineral adalah penyediaan energi dimana pertumbuhan konsumsinya selalu meningkat tinggi saat ini sangat tergantung pada minyak bumi. Sementara itu, produksi minyak bumi mengalami penurunan sekitar 5-11% per tahun yang disebabkan oleh menuanya lapangan-lapangan minyak dan tidak adanya penemuan cadangan baru. Hal ini dipicu oleh terjadinya tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan dengan kawasan hutan, transmigrasi dan kuasa pertambangan, konflik kebijakan lintas sektor, kurangnya jaminan dan kepastian hukum usaha pertambangan, keterbatasan sumber daya manusia, serta munculnya peraturan daerah yang tidak sejalan dengan Undang-Undang Migas.

Di lain pihak, pengusahaan dan pemanfaatan bahan bakar fosil menimbulkan pencemaran udara oleh emisi gas buang, serta permasalahan sosial, lingkungan dan ekonomi di sekitar tambang. Potensi energi alternatif, terutama energi baru dan terbarukan cukup besar, tetapi pemanfaatannya masih relatif kecil. Kesulitan untuk mengurangi subsidi terhadap bahan bakar minyak juga mengakibatkan terhambatnya perkembangan energi alternatif.

Permasalahan di bidang lingkungan hidup diantaranya perubahan iklim global, meningkatnya laju kerusakan lingkungan, peningkatan pencemaran air, penurunan kualitas udara di kota besar, pencemaran sumber limbah domestik, sulitnya penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle). Selain itu lemahnya harmonisasi peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, rendahnya ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, belum optimalnya penataan ruang dan lingkungan hidup. Juga rendahnya kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup, lemahnya penerapan standardisasi lingkungan dan kurangnya insentif bagi pembangunan lingkungan. Serta kurangnya ketersediaan data dan informasi di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Kondisi tersebut diperparah oleh menurunnya tutupan vegetasi di kawasan lindung, hilangnya ekosistem mangrove/tanaman pantai di pesisir. Semakin rusaknya DAS, hilangnya sumber-sumber air dan semakin menurunnya kualitas air sungai dan laut. Dampak langsung yang terlihat nyata merugikan seperti terjadinya bencana kekeringan, banjir dan longsor di berbagai daerah yang menelan korban manusia, merusak/mengganggu fungsi infrastruktur yang sudah terbangun, dan memperburuk akses terhadap air bersih.

Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan dan perekonomian masyarakat.

Teknonik Banten


Tektonik Banten


Oleh : Doddy Setia Graha

Indonesia merupakan kepulauan yang tersusun dan teruntai menjadi satu adalah Kepulauan Indonesia. Ribuan pulau menyusun menjadi satu dari barat sampai ke timur serta dari utara sampai selatan meliputi pulau-pulau besar seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Wilayah itu diapit oleh dua benua yakni benua Asia di bagian utara dan benua Australia di bagian selatan.

Wilayah Indonesia mempunyai susunan variasi batuan yang terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan (metamorfosa). Proses-proses geologi telah dimulai sejak zaman Paleosoikum hingga saat ini. Semua gejala geologi terekam dengan baik di dalam batuan menyusun Wilayah Indonesia. Indonesia telah mengalami proses tektonik lempeng sudah beberapa kali sejak terbentuknya busur Kepulauan Indonesia yang terletak diantara pertemuan tiga buah lempeng besar dunia yang aktif bergerak, yaitu Lempeng Eurasia di utara, Lempeng Pasifik di timur dan Lempeng Indo-Australia di selatan. Tumbukan ke tiga lempeng tersebut menghasilkan pergerakan tektonik, jalur gempa dan jalur gunungapi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memilki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat kegempaan di Amerika Serikat.

Wilayah Banten merupakan bagian dari tempat pertemuan Lempeng Samudra (Hindia) dengan lempeng benua (Asia), di mulai dari Andaman berlanjut terus ke Sumatera lalu ke Jawa, Nusatenggara dan berakhir di Maluku. Lempeng tersebut berukuran sangat mega dengan kecepatan gerak sekitar 6 – 7 centimeter per tahun. Pada batas lempeng terjadi gejala tektonik yang ditandai oleh kehadiran pusat-pusat gempa bumi. Pertemuan antar lempeng menyebabkan terjadinya tunjaman dan palung laut yang sangat dalam, memanjang seiring dengan jalur tunjaman di mulai dari Sumatera – Jawa – Nusatenggara sampai di Maluku. Jarak palung laut sekitar 200 – 250 kilometer dari pantai barat sumatera dan pantai selatan Jawa.

Pada kedalaman sekitar 150 kilometer pertemuan lempeng yang menunjam mengalami pelelehan sebagian (partial melting). Sehingga memberikan sumber magma yang kemudian menembus kepermukaan dan terbentuklah jalur gunungapi aktif sepanjang pulau-pulau yang telah di sebutkan di atas. Akibat pertemuan antara lempeng juga menghasilkan patahan atau sesar, mulai bersifat regional berukuran mencapai ribuan kilometer sampai bersifat lokal berukuran mikro. Gempa bumi yang terjadi di Banten merupakan akibat gerakan tektonik sepanjang daerah subduksi.

Di Banten dibatasi oleh wilayah sumber gempa tektonik aktif yang setiap saat dapat terjadi. Pusat-pusat gempa terletak di Samudra Hindia dan Selat Sunda. Susunan batuan dan struktur geologi yang ada memberikan keuntungan bagi wilayah Banten secara tidak langsung. Sehingga biasanya bila terjadi gempa hanya terasa akibat atau rambat getaran dari gempa yang terjadi, sedangkan dampak kerusakan yang berat tidak pernah terjadi.

Pelestarian Lingkungan Hidup


Pelestarian Lingkungan Hidup

Oleh : Doddy Setia Graha


Sumber daya alam yang selama ini menjadi pendukung utama pembangunan perlu diperhatikan keberlanjutan pengelolaannya agar dapat memenuhi kepentingan generasi saat ini dan masa depan. Untuk itu, telah dilaksanakan berbagai kebijakan, upaya dan kegiatan yang berkesinambungan untuk mempertahankan keberadaan sumber daya alam sebagai modal dalam pembangunan.
Sampai saat ini masih terjadi berbagai kerusakan, pencemaran dan bencana alam akibat pengelolaan sumber daya alam yang mengesampingkan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup. Hal ini menjadi tantangan dalam meningkatkan fungsi lingkungan hidup sebagai penyediaan sumber daya hutan, kelautan, energi, mineral, dan pertambangan untuk pembangunan.
Saat ini masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup semakin kompleks karena dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan dan diperkirakan akan bertambah besar apabila tidak diantisipasi melalui kegiatan adaptasi dan mitigasi.

Sasaran Pembangunan Pertambangan


Sasaran Pembangunan Pertambangan dan Sumber Daya Mineral

Oleh : Doddy Setia Graha

Sumber daya alam dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya. Dengan demikian sumber daya alam memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal dasar pertumbuhan ekonomi (resource based economy) dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan (life support system). Hingga saat ini, sumber daya alam sangat berperan sebagai tulang punggung perekonomian daerah, dan masih akan diandalkan dalam jangka menengah atau lima tahunan.

Sasaran pembangunan pertambangan dan sumber daya mineral meliputi berbagai hal antara lain :

  1. Meningkatnya investasi pertambangan dan sumber daya mineral dengan perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
  2. Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk pertambangan
  3. Terjadinya alih teknologi dan kompetensi tenaga kerja
  4. Meningkatnya kualitas industri hilir yang berbasis sumber daya mineral
  5. Meningkatnya keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
  6. Teridentifikasinya kawasan rawan bencana geologi sebagai upaya pengembangan sistem mitigasi bencana
  7. Meningkatnya kesadaran pembangunan berkelanjutan dalam eksploitasi energi dan sumber daya mineral
  8. Dilakukannya usaha pertambangan yang mencegah timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan

Sumber Daya

Sumber Daya

Oleh : Doddy Setia Graha


Lingkungan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada disekitar kehidupan manusia dengan segala interaksinya. Inventarisasi aset alam seperti hutan, gunung, danau, terumbu karang, bahan galian, padang lamun, hutan mangrove, lahan basah dan sebagainya. Apabila terjadi perubahan terhadap aset alam tersebut kemungkinan besar yang dapat terjadi adalah perubahan pada aset alam tersebut.Bila sudah berubah memerlukan waktu yang sangat lama untuk mengembalikannya serta biaya yang tidak sedikit jumlahnya.

a.      Sumber Daya Bahan Galian
Sumber daya bahan galian terkandung banyak bahan galian, air, mineral seperti minyak bumi, batubara, gas alam dan lain sebagainya yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam menilai sumber daya bahan galian juga harus diperhatikan fungsinya sebagai wadah sumber bahan mentah untuk diolah di sektor industri pengolahan. Suatu contoh  memiliki sumber daya mineral seperti batubara atau emas sedangkan di lahan lain mineral tersebut tidak ditemukan.
Sumber daya bahan galian terdapat dan tersimpan diseluruh wilayah seperti di pegunungan, sungai, danau sampai ke laut. memberikan kemakmuran dan pendapatan bagi masyarakat, daerah bahkan sampai Negara. Pengelolaan yang bijak terhadap sumber daya ini merupakan hal yang sangat penting.

b.      Sumber Daya Tanah/Lahan
Sumber daya tanah atau lahan merupakan sumber daya alam di mana manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tempat kehidupannya. Dalam sumber daya tanah terkandung banyak sumber daya alam lainnya, mulai dari unsur hara yang menentukan kesuburan tanah, air, mineral seperti minyak bumi, batubara, gas alam dan lain sebagainya yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam menilai sumber daya lahan juga harus diperhatikan fungsinya sebagai wadah sumber bahan mentah untuk diolah di sektor industri pengolahan. Suatu contoh tanah subur dan tanah tandus, juga ada tanah atau lahan yang dibawahnya memiliki sumber daya mineral seperti batubara atau emas sedangkan di lahan lain mineral tersebut tidak ditemukan.
Demikian pula tanah dapat menjadi pengolah limbah alami (asimilator), khususnya dapat memproses air kotor menjadi bersih dan dapat mengubah limbah organik menjadi pupuk dan tanah yang dapat ditanami. Lahan memiliki kontur yang berbeda-beda, sehingga memperlihatkan morfologi yang berbeda. Maka terbentuklah sungai, gunung-gunung, lembah yang semuanya itu memberikan pelayanan faktor kesuburan atas jasa lingkungan dan jasa biologis dalam bentuk kesenangan maupun kenyamanan kepada manusia dan makhluk hidup lainnya.

c.       Sumber Daya Sungai
Peran dan fungsi sungai yang utama sebagai penampung dan mengalirkan air sehingga dapat bermanfaat baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau. Pada musim hujan dapat menampung air serta mengurangi kemungkinan terjadinya banjir. Musim kemarau dapat menjadi sumber air utama untuk air minum dan sumber air baku untuk segala kegiatan produksi di sektor industri, rumah tangga, perdagangan dan pariwisata maupun untuk pengairan di sawah-sawah. Sungai juga menyimpan aset yang dapat dimanfaatkan oleh manusia seperti pasir dan batuan diambil untuk keperluan sektor bangunan.
Di samping itu sungai mempunyai nilai kegunaan yang langsung dimanfaatkan oleh manusia, sebagai tempat membuang limbah produksi ataupun untuk membuang limbah rumah tangga. Peran sungai dalam mengolah limbah ini harus diberi penghargaan yang tinggi karena tanpa kemampuannya dalam menetralisasi pengaruh negatif limbah, akan terjadilah pencemaran sungai itu sendiri dan mengurangi manfaat positifnya.
Air dapat membawa material hasil rombakan batuan ketempat yang lebih rendah seperti alur sungai, danau bahkan sampai ke laut. Material rombakan ini banyak yang bersifat ekonomis serta memiliki nilai jual tinggi. Endapan sungai dikenal dengan placer banyak tersimpan material yang diperlukan dalam pembangunan ini. Untuk itu masyarakat banyak yang memanfaatkan endapan sungai banyak diusahakan.

d.      Sumber Daya Lautan dan  Pesisir
Laut merupakan terminal terakhir dari proses sistem pengaliran sungai, dalam air sungai terkandung material batuan berbagai ukuran maupun jenisnya. Material tersebut akan diendapankan sebagai lapisan sedimentasi dalam lingkungan laut. Oleh sebab itu laut merupakan akumulasi akhir dari material hasil rombakan dari daratan. Kondisi laut dapat merubah material itu menjadi bentuk lain sehingga terjadi proses pembentukan mineral yang baru. Sedangkan material yang tidak dapat berubah tetap masih ada. Nilai tambah dari endapan menjadi meningkat lagi.
Dari segi produksi laut mempunyai banyak sumber daya alam yang dapat diambil oleh manusia untuk dikonsumsi atau diolah menjadi barang konsumsi seperti ikan, udang, teripang, rumput laut, garam dan sebagainya (extrative uses). Laut sering kali mempunyai daerah pesisir yang dibatasi dengan hutan bakau ataupun hutan mangrove yang mempunyai nilai sebagai pelindung pantai dari ombak laut, sebagai tempat perkembangbiakan ikan dan udang. Juga laut banyak yang memiliki terumbu karang sebagai tempat dimana ikan dapat hidup dengan baik dan mudah karena banyaknya makanan ikan disekitar terumbu karang tersebut. Bahkan banyak sumur minyak bumi dilaut lepas pantai.
Disamping itu laut juga memiliki peranan besar dalam mengolah limbah secara alami. Banyak buangan pabrik yang sengaja dibuang ke laut agar tidak menggangu kehidupan makhluk hidup; manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Laut mempunyai daya asimilasi yang istimewa karena sangat luas dan mengandung berbagai mineral yang mampu berasimilasi dengan berbagai macam substansi.

Deformasi Batuan


Deformasi Batuan

Oleh : Doddy Setia Graha 

Deformasi Jangka Panjang : Mekanika Batuan
Dalam kehidupan sehari hari batuan berperilaku sebagai benda padat antara lain deformasi plastis (meleleh), misalnya aspal beberapa waktu kemudian akan meleleh, es (gletser),  garam batu (pilar garam, gletser garam). Namun bahan-bahan tersebut masih juga hancur bila dipukul dengan menggunakan palu.
Kekuatan (strength) dari suatu bahan tergantung dari cara deformasi dan sifat-sifat fisik bahan yang bersangkutan. Pada keadaan runtuh (rupture) akibat rapuh, deformasi elastis hanya sedikit sekali terjadi. Apabila daya regang maksimumnya telah dilampaui maka bahan tersebut akan hancur. Batuan dengan kekuatan yang besar dapat digunakan untuk mengetahui permulaan terjadinya deformasi plastis (yang dapat terus bertahan) menjelang terjadinya kehancuran (seperti halnya pada logam).

Deformasi Jangka Panjang : Geologi Struktural

Tekanan ke semua arah yang terjadi pada kerak bumi tidak menimbulkan deformasi. Namun demikinan, seandainya terjadi perbedaan tegangan yang disebabkan oleh kekuatan endogen, deformasi akan terjadi pembentukan patahan, lipatan (tektonik, geologi struktural). Suatu batuan akan melentur atau hancur tergantung dari sejumlah faktor :
¨      Temperatur dan tekanan ke semua arah; pada temperatur dan tekanan yang rendah akan lebih cepat terjadi patahan. Pada temperatur dan tekanan yang tinggi akan terjadi lenturan atau bahkan lelehan.
¨      Kecepatan gerakan yang disebabkan olehgayayang diberikan; gerakan yang cepat dapat menyebabkan patahan sedangkan gerakan yang lambat menimbulkan lenturan, tergantung dari bahan bersangkutan dan keadaan-keadaan lain.
¨      Sifat material, yang bisa lebih rapuh atau lebih hancur.
Tegangan yang bekerja berbeda-beda tergantung pada kompetensi sangat plastis atau tidak begitu plastis – dari batuan. Batuan kompeten dapat melentur oleh tegangan, yakni perlahan-lahan terdeformasi secara plastis menjadi lipatan atau hancur misalnya batupasir. Batu tak kompeten dapat terdeformasi dan termampatkan dengan lebih mudah dan akan menyesuaikan diri pada bentuk lapisan-lapisan kompeten, seoerti lempung, napal, sabak lempungan, lapisan tipis  batu pasir atau batu kapur dan sebagainya. Pengertian kompetensi merupakan sebuah artian yang selalu relatif.

Gerakan Tektonik


Gerakan Tektonik 

Oleh : Doddy Setia Graha

Dalam mempelajari dasar-dasar sedimentasi atau pengendapan umumnya sedimen-sedimen itu diendapkan dalam posisi mendatar atau horizontal. Dalam hal ini terdapat beberapa kekecualian antara lain jika terjadi pengendapan pada tepi-tepi yang miring maka sedimen-sedimen tersebut akan miring pula letaknya. Sebab lainnya sedimen-sedimen itu menunjukkan letak yang tidak teratur pada endapan silang siur, struktur itu disebabkan oleh perbedaan jurusan air yang mengalir ditepi pantai atau yang mengalir di muara sungai. Akan tetapi pada umumnya lebih ke tengah laut atau ke tengah danau  lapisan yang terbentuk dalam posisi mendatar. Sewaktu menyelidiki lebih lanjut kedudukan lapisan-lapisan batuan akan terlihat letak batuan sedimen atau letak batuan lainnya tidak sejajar.Adayang miring letaknya ada pula tegak lurus serta di beberapa tempat terlihat bahwa batuan-batuan itu terlipat.

Gerakan-gerakan berasal dari dalam bumi menimbulkan bentuk-bentuk tertentu adalah gaya-gaya endogen disebabkan tegangan-tegangan yang terdapat dikerak bumi.Asal usulgaya ini tidak akan dibicarakan akan tetapi perhatian utama ditunjukkan kepada bangunan arsitektektonik yang dihasilkan oleh gerakan tersebut.


Pembentukan Lipatan (Antiklin dan Sinklin)

Perubahan kedudukan batuan sedimen disebut deformasi tektonik yang dihasilkan oleh gerakan tersebut. Lapisan sedimen yang letaknya mendatar, jika terdapat gaya yang bekerja tekanan-tekanan tengensial biasanya pada stadium awal akan terbentuk sebuah lipatan. Jika gaya yang bekerja pada sebelah menyebelah lapisan-lapisan tadi tak begitu besar sehingga pada tahap berikutnya akan terbentuk lipatan tegak. Punggung lipatan tadi disebut antiklin dan lembah lipatan adalah sinkli.

Bila gaya endogen bekerja terus akan terjadi perubahan bentuk dari lipatan tegak menjadi lipatan miring, lipatan tunjam, lipatan isoklin serta lipatan rebah. Pada perkembangan selanjutnya sayap tengah akan menipis dan kemudian akan dibentuk bidang sesaran. Struktur demikian dinamakan struktur sungkup.


Pembentukan Patahan

Gaya endogen yang bekerja pada batuan terus menerus sampai batas akhir ambang batas batuan maka akan terjadi patahan atau sesar pada batuan tersebut.Gaya yang berkerja dapat berupagaya yang saling mendorong dari arah berlawan ataugaya tarikan dari arah yang berlawanan pula.

Perubahan posisi batuan sepanjang bidang patahan berlaku pada waktu gerak-gerakan itu berjalan atau lama sesudah itu. Patahan merupakan gejala yang sangat umum pada batuan, terlebih pada batuan yang berlapis seperti pada batuan sedimen serta gejala patahan sangat dengan mudah dapat dilihat. Gerakan patahan pada umumnya tidak hanya berlaku pada sebuah bidang akan tetapi pada suatu daerah yang disebut zona patahan. Sistem patahan ini dapat membagi kerak bumi dalam bongkah-bongkah dan ada pula yang menyerupai tangga yang disebut patahan jenjang. Gerak pergeseran yang terjadi selama pergerakan sehingga akan terbentuk bidang-bidang patahan yang seperti diasah yang disebut cermin gesekan atau cermin sesar. Dalam zona patahan ditemukan batuan-batuan yang hancur menyerupai tepung putih disebut milonit serta breksi sesar juga dibentuk pada daerah-daerah patahan.
Berdasarkan jenis gaya endogen yang bekerja serta kenampakan dari cermin sesarnya sehingga sesar dapat dibagi menjadi sesar naik, sesar sungkup, sesar normal, horst dan graben.