Peta Geologi Lembar Jakarta
Oleh : Doddy Setia Graha
Seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dilakukan Pemetaan Geologi secara bersistem oleh Pusat Survey Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Berbagai jenis peta telah diterbitkan seperti Peta Geologi, Peta Geologi Kuarter, Peta Kegempaan dan beberapa jenis peta lainnya. Peta-peta tersebut dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Di Jawa Peta Geologinya bersekala 1 : 100.000 sedangkan diluar Jawa bersekala 1 : 200.000. Pada Peta Geologi tersebut telah diinformasikan antara lain penyebaran batuan, struktur, bahan galian serta beberapa hal patut diketahui.
Penjelasan di bawah ini untuk menjelasan isi dari Peta geologi yang termuat dalam Lembar dengan berbagai nama daerahnya. Seluruh Indonesia sudah dipetakan dengan berbargai ukuran sekala.
Contoh Peta geologi (Lembar Jakarta Dan Kepulauan Seribu),Jakarta dibatasi koordinat 106030’ – 107000’ BT dan 6000’ – 6030’ LS, sedangkan Lembar Kepulauan Seribu dibatasi koordinat 106030’ – 107000’ BT dan 5030’ – 6000’ LS. Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu secara administrasi termasuk wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, Kabupaten Bogor dan Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
Geomorfologi Daerah Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu dapat dibagi menjadi empat satuan morfologi, yaitu : Daratan Pantai; Kipas Gunungapi Bogor; Daerah pebukitan menggelombang memisahkan daratan pantai utara dengan jajaran gunungapi di selatan; dan Satuan Pegunungan.
Stratigrafi Lembar Jakarta Dan Kepulauan Seribu dengan cekungan sedimentasi tersier di Jawa Barat yang terdiri dari tiga mandala sedimentasi, yaitu Mandala Paparan benua, Mandala sedimentasi Cekungan Bogor dan Mandala Sedimentasi Banten. Mandala Paparan Benua dicirikan oleh endapan paparan berupa batupasir kuarsa, batugamping dan batulempung yang diendapkan dalam lingkungan laut dangkal. Mandala Sedimentasi Cekungan Bogor dicirikan oleh endapan aliran gravitasi yang terdiri dari komponen batuan andesitan-basaltan, tufaa dan batugamping. Mandala ini meliputi Bandung, Bogor dan Pegunungan Selatan. Mandala Sedimentasi Banten pada awal Miosen, endapan sedimennya menyerupai endapan cekungan Bogor, sedangkan pada akhir Tersier mendekati Paparan Benua.
Satuan tertua yang tersingkap adalah Formasi Rengganis (Tmrs) yang berumur Miosen Awal. Formasi ini ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Bojongmanik (Tmb) yang berumur Miosen Tengah, sedangkan di bagian timur berkembang Formasi Klapanunggal (Tmk). Formasi ini berhubungan menjemari dengan Formasi Jatiluhur (Tmj). Formasi-formasi tersebut di atas ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Genteng (Tpg) yang berumur berumur Pliosen Awal. Formasi Genteng ditindih Formasi Serpong (Tpss) berumur Pliosen Akhir. Formasi Serpong ditindih secara tidak selaras oleh Tufa Banten (QTvb) yang berumur Plio-Plistosen. Tufa Banten ditindih Batuan Gunungapi Muda (Qv) dan Andesit Gunung Sudamanik (Qvas) yang berumur Plistosen. Batuan terobosan yang dijumpai di Lembar ini adalah Basalt Gunung Dago (Tmpb) yang berumur Mio-Pliosen. Endapan termuda permukaan di daerah ini terdiri dari batupasir tufaaan dan konglomerat/Kipas Aluvium (Qav), Endapan Pematang Pantai (Qbr) dan Aluvium (Qa), serta di lain tempat tumbuh Batugamping Koral (Ql).
Struktur yang terdapat pada lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu berupa lipatan, sesar dan kelurusan. Lipatan, dijumpai di bagian tenggara, berupa antiklin, dengan sumbu berarah baratlaut – tenggara, yang melipat Formasi Klapanunggal. Sesar yang dijumpai di daerah ini ada 3 macam, yaitu sesar naik, dijumpai dibagian baratdaya, merupakan kontak antara Formasi Bojongmanik dan Batuan Gunungapi Muda dengan arah baratlaut – tenggara. Sesar geser mengiri dijumpai dibagian baratdaya Lembar yang menyesarkan Formasi Bojongmanik. Sesar turun, dijumpai di bagian tenggara Lembar, berarah baratlaut – tenggara dan memotong Formasi Klapanunggal. Kelurusan ini kemungkinan merupakan zona lemah yang berupa sesar atau kekar. Struktur geologi tersebut di atas, kemungkinan akibat gaya kompresi dengan arah timurlaut – baratdaya.
Sejarah geologi di mulai pada Miosen Awal. Pada Kala itu daerah ini merupakan tepian selatan dari cekungan busur belakang tempat diendapkan Formasi Rengganis oleh arus yang dipengaruhi gayaberat (gravity flows). Kemudian daerah ini mengalami pengangkatan. Pada Miosen Tengah daerah ini merupakan cekungan laut dangkal di bagian timur dan diendapkan Formasi Klapanunggal, yang menjemari dengan Formasi Jatiluhur. Sedangkan dibagian barat berkembang sedimentasi Formasi Bojongmanik. Formasi-formasi tersebut kemudian terangkat, terlipatkan, tersesarkan dan diterobos oleh Basalt G. Dago pada Mio-Pliosen. Pada Pliosen Awal bagian utara daerah ini mengalami penurunan dan berlingkungan laut dangkal (litoral), serta diendapkan Formasi Genteng. Selanjutnya daerah ini terangkat kembali sehingga merupakan daratan, dan terbentuk endapan sungai tua Formasi Serpong. Pengangkatan ini diikuti kegiatan gunungapi, yang menghasilkan Tufa Banten yang terdiri dari batuan gunungapi yang berumur Plio-Plistosen. Pada Plistosen awal terjadi kegiatan gunungapi yang menghasilkan Batuan Gunungapi Muda dan terjadi parasit, yang menghasilkan Andesit Sudamanik. Sedangkan ditempat lain terjadi genanglaut (atau mjungkin penurunan) sehingga memungkinkan tumbuhnya batugamping koral yang terus tumbuh sampai sekarang. Hasil kegiatan gunungapi di bagian selatan membentuk morfologi tinggi, akan tetapi akibat proses erosi dan gerakantanah maka terbentuk endapan kipas aluvium.
Sumber daya mineral yang ada berupa batugamping, lempung, pasir, kerikil andesit basalt dan mungkin minyak bumi. Batulempung dan batugamping telah digunakan untuk pembuatan semen oleh PT. Semen Cibinong dan PT. Kujang. Beberapa data pemboran perusahaan minyak, menunjukkan adanya minyak bumi.
maaf mas, boleh tau gak ini sumber pustaka nya dari mana? terima kasih
BalasHapus