KOMODITI EMAS
Oleh :
Doddy Setia Graha
Alamat :
Jl. Tb Suwandi Ciracas
Mahar Regency E No. 6, Ciracas, Serang, BANTEN, 42116
HP 0817799567
SARI
Komoditi emas merupakan logam mulia dengan simbol Au,
elemen logam, dengan nomor atom 79. Emas merupakan mineral yang
langka serta memiliki keindahan sehingga menjadi komoditi yang sangat berharga
sepanjang sejarah kemanusiaan.
Bijih emas terdapat dalam cebakan-cebakan bermacam-macam
tipe dalam batuan beku maupun batuan sedimen sebagai endapan letakan (placer) sebagai logam dasar yakni emas
yang dihasilkan sebagai hasil sampingan.
Afrika Selatan adalah produsen terbesar di dunia emas dan
diperkirakan memiliki setengah dari sumber daya emas. Amerika Serikat dan
Brasil masing-masing memiliki sejumlah besar sumber daya emas dunia. Sekitar
seperlima dari total sumber daya emas di dunia adalah dengan-produk dari bijih
tembaga dan perak.
Emas digunakan dalam kedokteran gigi dan kedokteran, sebagai perhiasan dan seni, medali
dan koin, di ingot sebagai penyimpan nilai, untuk instrumen ilmiah dan
elektronik, sebagai elektrolit dalam industri elektro-plating. Saat ini dipergunakan sebagai cadangan devisa disuatu
negara.
1. Asal
Mula Jadi
Emas dikenal sebagai logam
mulia. Mineral emas merupakan mineral yang langka serta memiliki keindahan sehingga
menjadi komoditi yang sangat berharga sepanjang sejarah kemanusiaan. Hal ini sebagai
logam mulia tertua yang diketahui manusia.
Secara ilmiah, emas adalah
elemen, logam, dengan nomor atom 79. Sifat fisik dan kimia membuatnya ideal
untuk sejumlah kebutuhan. Hal ini sangat stabil dan sebagai hasilnya jarang
menggabungkan dengan unsur lainnya. Dengan kata lain, tidak menimbulkan korosi
atau karat. Melakukan listrik yang sangat baik (perak saja dan tembaga
konduktor baik listrik). Melakukan panas sangat baik. Emas sangat mudah ditempa
untuk dibentuk. Emas begitu mudah ditempa yang dapat ditempa menjadi lembaran
tipis sehingga cahaya dapat melewatinya.
Emas
sudah diketahui orang sejak ratusan tahun yang lalu. Di alam kedua logam tersebut
seringkali terdapat bersama-sama dalam endapan bahan galian, dan biasanya
berasosiasi dengan logam-logam: tembaga, besi, seng dan logam-logam yang
termasuk dalam grup platina. Disamping itu sebagai mineral pengikutnya ialah
kuarsa, galena, pirit, kalkopirit, spalerit, arsenopirit, pirit dan lain-lain
yang umumnya berupa mineral sulfida.
Bijih
emas terdapat dalam cebakan-cebakan bermacam-macam tipe dalam batuan beku
maupun batuan sedimen sebagai endapan letakan (placer) sebagai logam dasar yakni emas yang dihasilkan sebagai
hasil sampingan. Sedangkan asalnya dari pada cebakan bijih emas, sebagai
berikut : Konsentrasi magmatis, Kontak metasomatisma, Penggantian unsur (replacement), Masif, Lode/Vein, Tersebar
(dissemanated), Pengisin celah-celah
(cavity filling), Konsentrasi sisa (residual concentration) dan Konsentrasi
mekanis (mechanical concentration).
Ditinjau
dari sudut minerologi adanya emas komersil dapat dikelompokan sebagai berikut :
¨
Emas alam, terdapat dalam endapan placer atau berupa
urat-urat/vein maupun sebagai emas alam
mungkin sekali terdapat bersama-sama dengan perak. Umumnya kandungan perak
dapat mencapai 10 – 15 %.
¨
Ikatan dengan tellurida, disini ada beberapa macam ikatan
tellurida misalnya : Calaverit (Au Te2) kandungan emasnya 39 - 44 %.
Silvanit atau dapat juga disebut “graphic tellurium” (An, Ag)Te2;
kandungan emasnya 24 – 30 %. Krenerite (Au Te2) kandungan emasnya 31
– 44 %. Petzit (Ag3 Au Te2) kandungan emasnya 19 – 25 %.
¨
Hasil sampingan, maksudnya emas di sini bukan sebagai
mineral utama dalam endapan bahan galian tersebut akan tetapi hanya merupakan
mineral ikutan. Sehingga sewaktu diolah emasnya ikut terkonsentrasi dan dapat
diambil sebagai hasil tambahan.
Emas
sebagai hasil tambahan contohnya terdapat pada tambang tembaga dan seng.
Tambang tembaga oleh Freeport Indonesia Inc, di Ertsberg Jayawijaya, Papua
walaupun usaha pokoknya mengusahakan tembaga akan tetapi juga mempunyai hasil
tambahan yakni dari emas dan perak.
2. Latar Belakang
Diantara
sejumlah daerah yang mengalami pemineralan emas dan perak di Indonesia , yang
paling banyak dikenal adalah daerah yang memanjang dari ujung utara Sumatera ke
selatan dan berlanjut ke Jawa. Selain dari emas dan perak, pada beberapa tempat
ditemukan juga platina disamping mineral sulfida tembaga, timbal dan seng.
Di daerah
itu terdapat endapan bijih di kulit bumi (epitermal dan hidrotermal),
berhubungan dengan kegiatan gunungapi andesit dan basal dari zaman Tersier
Tengah dan Atas. Selain itu pemineralan juga terkait dengan batuan dasit,
liparit dan granit serta karena sentuhan metamorfosis pada batugamping dan
batusabak yang berumur Paleozoikum. Di Kalimantan Barat sejarah pemineralan
berbeda lagi, meskipun disini di samping emas dan perak juga ditemukan mineral
sulfida lainnya. Proses pemineralan di sini ialah kelompok batuan dasar
(basement) diterobos oleh batuan dari berbagai susunan, mulai dari granit
hingga andesit dan terbentuk dalam berbagai zaman, dari sebelum Trias Atas
sampai Pasca Paleogen.
Salah
satu tambang emas tertua ialah unit Pertambangan Emas Cikotok PT Aneka Tambang
(Persero) di Banten. Terdapatnya emas di daerah Banten Selatan sudah diketahui
semenjak penyelidikan di sana
menjelang tahun 1930-an. Batuan yang disebut “Andesit Tua” telah terkena
propilitisasi, batuan gunung api Miosen Bawah dan endapan Eosen. Dalam batuan
ini terdapat urat bermineral sulfida mengandung emas, perak, timbal, seng dan
sebagainya. Penambangan sebelum Perang Dunia II dilakukan oleh Mjnbouwmaatschappij Zuid Bantam. Setelah
Perang, perusahaan ini dijual kepada NV Perusahaan Pembangunan Pertambangan
(NVP3) yang didirikan oleh Bank Industri Negara. Rehabilitasi di mulai pada
tahun 1954, dan produksi pertama berlangsung pada tahun 1957.
Penambangan
dilaksanakan dengan cara tambang tertutup berupa gali-isi. Bijih yang
dihasilkan dengan penambangan dalam kemudian diangkut dengan lintasan kabel ke
pabrik pengolahan di Pasir Gombong. Pengolahan semula hanyalah dengan cara
sianidasi menghasilkan presipitat emas - perak dan ini diolah lebih lanjut di
unit PP Logam Mulia, Jakarta .
Dalam tahun 1978 ditambahkan flotasi untuk mengambil logam timbal dan seng.
Kadar
emas produksi tahun 1989 adalah 4,5451 gram setiap ton bijih dan perak 87,8199
gram setiap ton bijih, dibanding dengan 1988 yang masing-masing 4,1008 gram dan
97,7138 gram setiap ton bijih. Produksi logam emas tahun 1989, jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, naik sebesar 9,78% sedangkan produksi
logam perak turun sebesar 14,25%.
Unit
produksi tambang Cikotok sudah tidak beroperasi lagi, hal ini disebabkan
kandungan emas yang terdapat sudah tidak prospek untuk dilakukan oleh tambang
dalam.
3. Nama
Simbol kimia emas adalah
Au. Ini berasal dari kata Latin Aurum yang berarti fajar bersinar, referensi
warna kuning cerah dan kilap mengkilap. Emas kata bahasa Inggris memiliki asal
di Inggris Pertengahan.
4.
Sifat Fisik
Emas - Au
Belahan
: Tidak ada
Kekerasan
: 2,5-
3
BD : 19,3
Kilap : Logam
Warna : Kuning
Gores : Kuning
Optik : Opak, isotrop
Terdapatnya : Terutama
didalam urat-urat hidrotermal, umumnya berasosiasi dengan mineral sulfida dan
di dalam endapan-endapan letakan (placer)
Gambar
1. Bentuk-bentuk logam emas di alam
5. Sumber
Deposit emas ditemukan
dalam dua jenis. Deposit Lode adalah deposito di mana emas ditemukan di
celah-celah dan urat dalam batuan. Ini juga disebut deposit urat. Tipe ke dua
disebut deposit emas placer deposit. Deposit placer terbentuk oleh air bergerak
yang telah mengikis emas dari lapisan batuan induk. Lumpur yang mengandung emas
bermuara di sungai, endapan emas akhirny terakumulasi di dasar sungai. Sumber
utama ketiga emas sebagai produk sampingan dari pertambangan tembaga dan perak.
Diperkirakan bahwa jumlah
total emas belum diambil dari Bumi adalah 100.000 ton. Afrika Selatan adalah
produsen terbesar di dunia emas dan diperkirakan memiliki setengah dari sumber
daya emas. Amerika Serikat dan Brasil masing-masing memiliki sejumlah besar
sumber daya emas dunia. Sekitar seperlima dari total sumber daya emas di dunia
adalah dengan-produk dari bijih tembaga dan perak.
Di Amerika Serikat, Alaska
dan Nevada adalah produsen utama emas. Nevada menghasilkan sebagian besar emas
yang diproduksi di seluruh Amerika Serikat. Sisanya berasal dari deposit placer
di Alaska, dan deposito emas lainnya di bagian barat negara.
Data
mengenai sumber daya dan cadangan emas primer dari berbagai lokasi tambang di
Indonesia dapat di lihat pada Tabel
1. Produksi emas pada tahun 2005 – 2009 seperti tertera pada Tabel 2. Dan Tabel
3.
Tabel 1. Sumber daya dan cadangan emas, 2008-2010
KOMODITI LOGAM
|
2008
|
2009
|
2010
|
|||
SUMBER DAYA
|
CADANGAN
|
SUMBER DAYA
|
CADANGAN
|
SUMBER DAYA
|
CADANGAN
|
|
Emas Primer
|
4,277.00
|
4,513.00
|
6,575.000
|
5,419.000
|
6,056.782
|
3,007.788
|
Tabel 3. Produksi
jenis bahan tambang emas di Indonesia, 2005-2009
Jenis
|
Satuan
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
Emas
|
Kg
|
142
894
|
138
896
|
117
854
|
64
035
|
127
716
|
Tabel
2. Produksi emas tahun 2003 - 1997
2003
|
2002
|
2001
|
2000
|
1999
|
1998
|
1997
|
|
Production, tons
|
|||||||
Consumption, tons
|
|||||||
Export, tons
|
|||||||
Import, tons
|
6.
Kegunaan
Emas digunakan dalam kedokteran
gigi dan kedokteran, dalam perhiasan dan seni, medali dan koin, di ingot
sebagai penyimpan nilai, untuk instrumen ilmiah dan elektronik, sebagai
elektrolit dalam industri elektro-plating.
Emas
bukan saja masih dijadikan perhiasan, perlengkapan rumah tangga, tetapi emas
juga dapat disimpan. Suatu simpanan yang nilainya dapat naik turun seirama
dengan perkembangan harga emas.
Emas telah sangat penting
sebagai standar untuk mata uang.
7.
Penyebaran
Berdasarkan
hasil penyelidikan endapan-endapan yang mengandung bijih emas di Indonesia
(Tabel 1). Potensi
endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau
Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua. Banten banyak terdapat di Banten Selatan, seperti Cikondang,
Ciwangu, G. Cari, Cirotan, Cipangleseran, Cipicung dan Cikotok.
Afrika Selatan memiliki
sekitar setengah dari sumber daya dunia. Jumlah signifikan juga hadir di
Amerika Serikat, Australia, Brasil, Kanada, Cina dan Rusia.
Tabel 1. Emas
Provinsi
|
Lokasi
|
DI. Aceh
|
Krueng Teunon, Krueng Wojla, Krueng Meureubah, Krueng
Seunagan, Glemon Ampeut, Goeng Geunteut, Babah Lho, A. Take
|
Sumatera Utara
|
Muara Sipongi
|
Sumatera Barat
|
Mangani, Salida, Kinadam, Blimbing, G. Arum, Bulangis
|
Riau
|
Bengkalis
|
Bengkulu
|
Lebong Donok, Lebong Sulit, Simaru, Lebong Simpang,
Tambang Sawah
|
Banten
|
Cikondang, Ciwangu, G. Cari, Cirotan, Cipangleseran,
Cipicung, Cirotan, Lebak Sembada, Ciusul, Cibarengkok, Ciawitali,
Cikotok, Cikidang, Cibaliung,
Padarincang, Cikarang, Warung Banten, Lebaksitu, Sinargalih, Cimancak,
Sukamulya, Cidikit, Citorek, Cikate, Kanekes, Guradog, Jymnk Pangestu,
Cicaringin, Gunung Kendeng, Bulakan, Gunung Endut, Lepas Pantai Bayah
|
Jawa Barat
|
G. Parang, Jampang, G. Megamendung, Ciwangu, G. Cari, G.
Sawal, Cipalengseran, Cipicung,
Tasikmalaya,
|
Jawa Timur
|
Janglot, Dawuhan, Kadungpring, Tegalrejo, Domasan,
Kalitehe, Kasihan, Brengkah, Batu Ula
|
Jawa Tengah
|
Perbukitan
Karang Alang, Desa Cihonje, Babakan, Karang Alang
|
Kalimantan Barat
|
Montrado, Bengkayang, Melawi, Lubik Embalu, Bunut
|
Kalimantan Tengah
|
S. Kahayan, Sampit, S. Barito
|
Kalimantan Selatan
|
S. Kahayan, Sampit, S. Barito, Pasir, Mra Komandan, S. Situ, S.
Tarik, G. Lumut, Martapura, Pleihari, Kotabaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu,
Banjar, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Tapin Tengah, Hulu Sungai Selatan,
Tambak Jariah
|
Maluku Utara
|
Waitina, Mangole, Kawata,
Sahu, Kuyu, Waikilo, Anggai
|
Maluku
|
Taniwel,
Tehoru, P. Kelang
|
Sulawesi Barat
|
Karataun, Surung, Ongko,
Sumarrang
|
Gorontalo
|
Tapadaa, Motomboto, Sungai Kayubulan, Tambuililato, Baganti,
Gunung Pani, Marisa Timur, Marisa
|
Sulawesi Selatan
|
Malili
|
Nusa Tenggara Timur
|
Kafamanu, Lalan Asu,
Gunung Lakaan, Manususu, S. Taemaman,
Bijeli Mollo, Fatu Booi, Nggorang 8 Km Selatan Reo, Kali Wajo, Waefuka
|
Nusa Tenggara Barat
|
Mecanggah, Sekotong
Barat, Pelangan, Pangulu
Desa Pangembur, G. Prabu (Pantai Prabu,) Desa Ketara, Batunampar, Teluk Puna,
sejorong, Sekongkang, Dodo, Ledang, Rinti, Ranan, Brang Bambu, Sejorong,
Jereweh, Hijerah, Mapinrea, Alas, Senggorong, Brang Air Panas, Brang Seloto,
Batu Hijau, Tonggo, Tafu, G. Pajo , Sori Pesa, Pela, Dongga Mas, Kawuwu
|
Papua
|
Sentani, Sengi, Web,
Mimika, Peg. Lemaire
|
Sumber : dari berbagai
sumber
8.
Daftar
Acuan
Undang-Undang
Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.
Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang
Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan
Pemerintah
Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan.
Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara.
Keputusan
Presiden
Keputusan
Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
Peraturan
Menteri
Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Buku, Majalah, Peta
Asisten
Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan, 2007, Panduan Penilaian AMDAL atau
UKL/UPL untuk Kegiatan Pembangunan Perumahan, Kementerian Negara Lingkungan
Hidup.
Atmawinata,
S., H.Z. Habidin, 1991, Geologi Lembar Ujung Kulon, Jawa, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Battay,
M.H., 1972, Mineralogy For Student, Longman Group Ltd.
Departemen
Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia.
Departemen
Pertambangan dan Energi, 1989, Buku Laporan Tahunan Pertambangan, Departemen
Pertambangan dan Energi.
Direktorat Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia, Departemen
Pertambangan.
Eneste, Pamusuk, 2009, Buku Pintar Penyuting
Naskah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Graha,
D.S., 1987, Batuan dan Mineral, PT. Nova, Bandung.
……......, 1994, Bahan
Galian Indonesia, Unpub.
..........., 2001, Daya Dukung Alam Banten Dalam Pembangunan, Koran Fajar
Banten, Banten.
……....., 2003, Potensi Bahan Galian di Banten Selatan, Majalah Menara
Banten, Banten.
……....., 2004, Ketersedianya Sumberdaya Alam Di Masa Datang, Koran Fajar
Banten, Banten.
..........,
2004, Ketersedianya
Sumberdaya Alam Di Masa Datang, Koran Fajar Banten, Banten.
.........., 2011, Kisi Kisi Pertambangan,
Unpub.
Hurlburt, C.S., 1971, Dana’s Manual of Mineralogy, Eignteenth Ed.,
John Wiley and Sons.
Madjadipoera, T., 1990, Bahan Galian Industri Indonesia,
Direktorat Sumberdaya Mineral.
Middlemost,
E.A.K., 1985, Magmas and Magmatic Rocks, Longman Group Ltd.
Rusmana, E.,
K. Suwitodirdjo, Suharsono, 1991, Geologi Lembar Serang, Jawa, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi.
Santosa, S.,
1991, Geologi Lembar Anyer, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sanusi, B., 1984, Mengenal Hasil Tambang Indonesia, PT Bina
Aksara, Jakarta.
Sudana, D.,
S. Santosa, 1992, Geologi Lembar
Cikarang, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Suhala, S.,
M. Arifin (Ed.), 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral.
Sujatmiko, S.
Santosa, 1992, Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Internet
http://www.aspindo-imsa.or.id/berita/Potensi dan Peluang
pusatpanduan.com/pdf/konsep-pengelolaan-tambang-berbasis-lingkungan-htmmusi-rawas.go.id/musirawas/images/stories/pdf...
Mantap tw, kembangkan terus potensinya supaya pertambangan ini makin maju terus
BalasHapusSaya punya batu jenis calaverite bos
BalasHapus