Pasir
Kuarsa
Oleh :
Doddy Setia Graha
Alamat :
Jl. Tb Suwandi Ciracas
Mahar Regency E No. 6, Ciracas, Serang,
BANTEN, 42116
HP 0817799567
SARI
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas
kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa
selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih
merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa
dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin
yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa,
terutama digunakan dalam industri gelas, optik, keramik dan abrasif. Pasir kuarsa
tanpa semen dipergunakan sebagai dasar atau bahan tambahan
pada pembuatan jalan tol dan airport, juga untuk pembuatan jalan raya, bahan
bangunan dan aspal.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat,
potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung
1.
Asal Mula Jadi
Pasir kuarsa adalah bahan
galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa
pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Pasir kuarsa juga dikenal
dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung
mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci
dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau
atau laut.
Pasir kuarsa di Indonesia
lebih dikenal dengan nama pasir putih karena terdiri dari yang berwarna putih.
Pasir kuarsa adalah endapan letakan (placer/aluvial)
terjadi dari hasil pelapukan batuan yang banyak mengandung mineral-mineral
kuarsa (SiO2) selanjutnya mengalami transportasi alam, terbawa oleh
media trasportasi (air/es) yang kemudian terendapkan dan terakmulasi di
cekungan-cekungan (danau, pantai dan lain-lain). Kristal kuarsa yang asli di
alam karena kekerasannya, tahan terhadap asam maupun basa.
Sebagai endapan letakan (placer) pasir kuarsa dapat berupa
material-material yang lepas-lepas sebagai pasir, dan dapat pula terus
mengalami suatu proses selanjutnya ialah terkonsolidasi menjadi batupasir
dengan kandungan silika yang tinggi, misalnya protokuarsit (75- 95 % kuarsa)
dan orthokuarsit (>95 % kuarsa)
Pasir kuarsa letakan di
Banten merupakan pasir kuarsa lepas yang umumnya berasosiasi dengan endapan
aluvial. Pasir kuarsa jenis ini karena rombakan batuan asal seperti granit,
granodiorit dan dasit, atau batupasir kuarsa yamg berumur lebih tua.
2. Sifat Fisik dan Kimia
Butiran
Pasir Kuarsa
Kekerasan :
7,0
Berat jenis :
2,60 - 2,66
Warna : Putih, bening
atau warna lain bergantung kepada senyawa pengotorannya; misalnya, warna kuning
mengandung Fe-oksida, warna merah mengandung Cu-oksida.T
Goresan :
Putih
Kilap :
Vitrious/kaca
Belahan :
Tidak ada
Pecahan :
Conchoidal
Titik lebur :
1715 °C
Analisa kimia pasir kuarsa menghasilkan :
UNSUR
|
PORSEN
(%)
|
SiO2
|
65,00 – 96,68
|
Fe2O3
|
0,07 - 4,00
|
A12O3
|
0,71 – 7,18
|
K2O
|
0,09 – 0,36
|
Na2O
|
0,02 - 0,36
|
MgO
|
0,01 – 0,08
|
3.
Kegunaan
Data produksi, konsumsi,
eksport dan import tahun 2003 – 1997 (Tabel 1.). Kebutuhan akan pasir kuarsa
selalu meningkat setiap tahunnya tetapi kebutuhan ini masih dapat dipenuhi dari
hasil produksi tambang itu sendiri.
Tabel 1. Produksi, Konsumsi, Eksport dan Import tahun 2003 -
1997
2003
|
2002
|
2001
|
2000
|
1999
|
1998
|
1997
|
|
Production,
tons
|
|||||||
Consumption,
tons
|
|||||||
Export,
tons
|
|||||||
Import,
tons
|
Pasir kuarsa, terutama digunakan dalam
industri gelas, optik, keramik dan abrasif. Pasir kuarsa tanpa
semen dipergunakan sebagai dasar atau bahan tambahan pada pembuatan jalan tol
dan airport, juga untuk pembuatan jalan raya, bahan bangunan dan aspal.
Pasir standar untuk menguji
semen portland dan fly harus digunakan pasir kwarsa alam. Berbentuk ulat,
bersih, keras, serta memenuhi ketentuan tersebut di bawah ini :
¨
Kadar
silika (SiO2); minimum 95,0 %
¨
Kadar
silika (SiO2); yang larut dalam HCI maksimum 0,25 %
¨
Kadar
zat organik, dibanding dengan standar warna: lebih jernih dari warna standar
¨
Kadar
lumpur : 0,0 %
¨
Susunan
butir, antara lobang 1,2 dan 0,6 mm, jumlahnya
100 ± 2 %
Peranan pasir kuarsa dalam
kegiatan pengecoran besi sangat penting. Pada umumnya cetakan benda tuang
terbuat dari pasir dengan pengikat lempung atau bentonit. Pasir kuarsa harus
mempunyai sifat mampu membnetuk dengan kekuatan, susunan kimia dan sebaran
ukuran besar butir yang cocok. Keadaan ini sangat penting untuk menghindari cacat
tuang. Selain itu pasir kuarsa juga penting untuk industri kimia, industri cat,
abrasive, refractories, mineral fillers (bahan pengisis), industri keramik
(gelas, lembar kaca dan sebagainya). Proses metalurgi sebagai flux.
Pasir kuarsa yang membantu
(sandstone) digunakan orang untuk bahan batu asah atau biasa lebih dikenal
dengan gerinda.
4.
Penyebaran
Pasir kuarsa di Indonesia
pada umumnya terdapat sebagai endapan sedimen. Asalnya dari perombakan bahan
yang mengandung silicon dioksida (kuarsa) seperti granit, porfir granit, riolit
dan granodiorit. Di alam, butiran pasir kuarsa Indonesia pada umumnya tercampur
dengan lempung, feldspar, magnetit, ilmenit, limonit, pirite, mika/gabungan
mineral, biotit, horenblenda, zirkon dan bahan organik dari tetumbuhan dan
sebagainya. Karena terbawa air, maka buturan pasir menjadi makin halus yang
berarti menjadi lebih murni.
Cadangan pasir kuarsa
terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat,
Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung
(Tabel 2.). Endapan pasir kuarsa jenis ini di Banten terdapat di daerah Bayah,
Panggarangan dan Banjarsari. Endapan
yang terdapat di daerah-daerah itu mempunyai mutu kimia cukup baik, maupun
pemilahan cukup seragam. Hal ini dapat memenuhi berbagai industri olahan pasir
kuarsa.
Tabel
2. Lokasi pasir kuarsa diberbagai daerah di Indonesia
Provinsi
|
Lokasi
|
Bangka Belitung
|
Dendang, Gantung, Kelapa
Kampit, Manggar, Membalong, Tanjung Pandan, Sijuk, Keleka Usang, Tanjung
Binga, Penyu, Tanjung Batu, Kampung Baru, Tanjung Empat, Jebut , Tanjung
Pengusuk, Ps. Padi, Toboali, Tanjung Bunga,
|
Riau
|
Pawan, Sungai Harapan,
Lubuk Bendahara, Kabun, Tanjung Medan
|
Bengkulu
|
Krui
|
Kepulaun Riau
|
Trikora, P. Karimun, P.
Kundur, P. Singkep, P. Lingga
|
Lampung
|
Sungai Pedada, Sungai
Bujuk, Benil, Batu Ampar, Panaragan Menggala, Teluk Dalam Ilir, Terbanggi
Mulya, Buyut Ilir, Subing Karya, Gunung Sugih, Komering Agung,
Komering Putih, Fajar Bulan, Pamanggilan, Negeri Bumi Ilir, Bumi
Aji, Negeri Bumi Udik, Padangratu, Negeri Kepayungan, Purwerejo, Labuan Ratu,
Sumur Kucing, Sukorahayu, Mergosari, Desa Bardasuka, Wates, Padang Cermin
|
Sumatera Selatan
|
Penyandingan, Lebung
Gajah, Bukit Tujuh, Sungai Pasir, Muara Burnai
|
Sumatera
Utara
|
Tanjung
Simalungun
|
Sumatera
Barat
|
Kota
Baru, Karuaso, Singkarak, Pelangki, Tarusan
|
DI Aceh
|
Sawang,
Samadua, Desa Kampung Baru, Desa Lae Balno, Desa Singkohor, Desa Bulu Sema,
Desa Pulo Sarok, Desa Pulau Balai, Desa Lantik, Desa Dihit, Pantai Lhoknga,
Pantai Lhokkruet, Pantai Calang, Rampelan, Rikit Gaib, Lawe, Pantai Tapaktuan
|
Banten
|
Pasung,
Bayah, Panggarangan, Banjarsari, Cidikit, Cimarga, Nameng, Cileles, Mekarjaya
|
Jawa Barat
|
Cianjur,
Tasikmalaya, Cimenteng, Bogor, Cibitung, Bekasi
|
Jawa
Tengah
|
Luk Ulo, Sigugur, Beji, Baturetno
|
Jawa
Timur
|
Sambiroto, Pamotan, Kragan, Ngandang, Pt. Muntosa,
Jatiroto, Tambakboyo, Nusabarung, Bangkalan, Sumenep, P. Bawean
|
Sulawesi Selatan
|
Sungai Masamba, Sungai
Radda, Desa Marobo, Bulu lane, Camba
|
Kalimantan Barat
|
Nanga Pinoh, Nanga Ella
Hilir, Sungai Birang, Desa Ambarang, Desa Meranti, Maengkok Sei Jotang, Desa
Pandan Sembuat, Desa Balai Sebut, Desa Tanap, Sei Saeh, Sambas, Mandor,
Kembayan, Tayan, Muko, Binuang, Liang Anggang, Batahan, Takisung
|
Kalimantan Tengah
|
Talian Kereng, Banut
Kelanaman, Buntut Bali, Manduing Lama, Bengkuang, Tewangrangkang, Seikeruh,
Sambadanum, Petak Puti, Mirah Kelanaman, Seruyan
|
Kalimantan
Timur
|
Longiram,
Borong, Tonggok, Kuara
|
Maluku Utara
|
Desa Wailau, Tabona,
Wailomoto
|
Papua Barat
|
Bagian timur P. Salawati,
Distrik Wasior Utara, P. Maransabadi, Desa Barma, Kampung Jagiro, Teminabuan
|
Papua
|
Wamena
|
Sumber : Dari berbagai
sumber
1.
Daftar Acuan
Atmawinata, S., H.Z. Habidin,
1991, Geologi Lembar Ujung Kulon, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Bahar, N., Latif, N.A., 2002, Kusdarto, Arifin D., Inventarisasi Dan
Evaluasi Mineral Non Logam Di
Kabupaten Gorontalo Dan Boalemo Provinsi Gorontalo. Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Bates, R.L.,
1969, Geology of the Industrial Rocks and Minerals, Dover Pub. Inc.
Battay,
M.H., 1972, Mineralogy For Student, Longman Group Ltd.
Departemen
Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia.
Eneste, Pamusuk, 2009, Buku Pintar Penyuting
Naskah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gillan, C.,
1982, Metamorphic Geology: An Introduction to Tectonic and Metamorphic
Processes, George Allen & Unwin.
Graha,
D.S., 1987, Batuan dan Mineral, PT. Nova, Bandung.
……......, 1994, Bahan
Galian Indonesia, Unpub.
……......, 1994, Bumi
Unsur dan Material Penyusunnya, Unpub.
..........., 2001, Daya Dukung Alam Banten Dalam Pembangunan, Koran Fajar
Banten, Banten.
…….....,
2003, Potensi Bahan Galian di Banten Selatan, Majalah Menara Banten, Banten.
…….....,
2004, Ketersedianya Sumberdaya Alam Di Masa Datang, Koran Fajar Banten, Banten.
.........., 2011, Kisi Kisi Pertambangan,
Unpub.
Halim,
S., Harahap, I.A., Sukmawan, 2005,
Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam Kabupaten Sumbawa Barat Dan
Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Halim, A.S., Muksin, I., Bakkara, J., 2006, Inventarisasi Dan Penyelidikan Mineral
Non Logam Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua.
Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Hurlburt, C.S., 1971, Dana’s Manual of Mineralogy, Eignteenth Ed.,
John Wiley and Sons.
Kaelani
M.S., Sutisna T., Muksin I., Kusumah T., Inventarisasi Dan
Evaluasi Mineral Non Logam di
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan Dan Kabupaten Tulang
Bawang, Provinsi Lampung. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
Bandung.
Madjadipoera, T., 1990, Bahan Galian Industri Indonesia,
Direktorat Sumberdaya Mineral.
Middlemost,
E.A.K., 1985, Magmas and Magmatic Rocks, Longman Group Ltd.
Priyono,
S., Labaik, G., Abdullah, S., Kusumah, T.T., Susilo,
H., Jajah, 2005, Inventarisasi Dan Evaluasi
Mineral Non Logam Daerah Kabupaten Sinjai
Dan Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Priyono, S., Bahar,
N., Labaik, G., Mudjahar, Arifin, D., Susilo H., 2006, Inventarisasi Dan Evaluasi
Mineral Non Logam Di
Daerah Kabupaten Buru Dan Kabupaten Seram
Bagian Barat Provinsi Maluku Utara. Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Priyono,
S., Labaik, G., Abdullah, S., Kusumah, T.T., Susilo,
H., Jajah, 2005, Inventarisasi Dan Evaluasi
Mineral Non Logam Daerah Kabupaten Sinjai
Dan Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.
Provinsi Lampung Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Raja,
M., 2006, Inventarisasi Dan Evaluasi Bahan Galian Non Logam Daerah Kabupaten Nias Dan Nias Selatan. Provinsi
Sumatera Utara. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
……….,
2006, Inventarisasi dan Penyelidikan Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat. Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Rusmana, E., K. Suwitodirdjo,
Suharsono, 1991, Geologi Lembar Serang, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Santosa, S., 1991, Geologi Lembar
Anyer, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sanusi, B., 1984, Mengenal Hasil Tambang Indonesia, PT Bina
Aksara, Jakarta.
Sudana, D., S. Santosa, 1992, Geologi Lembar Cikarang, Jawa, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Suhala, S.,
M. Arifin (Ed.), 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral.
Sujatmiko, S. Santosa, 1992,
Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sukmawardany, R., Adrian, Z.,
Bahar, N., 2004, Inventarisasi
Dan Evaluasi Mineral Non Logam Di Daerah Kabupaten Majene Dan Mamuju Provinsi
Sulawesi Barat. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Supardan,
K.M., Sutandi, A., 2006, Inventarisasi Dan Evaluasi Bahan Galian Non Logam Di
Kabupaten Musi Rawas Dan Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung.
Supardan
K.M., Sukmawan, Sutandi A., 2006, Inventarisasi Dan Evaluasi Bahan Galian Non Logam Di Kabupaten Lampung
Tengah Dan Lampung Timur, Provinsi Lampung. Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Standar :
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F), Departemen Pekerjaan
Umum.
Tarsis, A. D., 2006, Inventarisasi
Batubara Di Daerah Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. w Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
….…..., 2006,
Inventarisasi Batubara Di Daerah Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Pusat Sumber
Daya Geologi, Bandung.
Turkandi, T., Sidarto, D.D.
Agustyanto, M.M. Purbo Hadiwidjojo, 1992, Geologi Lembar Jakarta dan Kepulauan
Seribu, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Yusuf A.F., Aswan I., Halim S., Inventarisasi Dan Penyelidikan Bahan Galian
Non Logam Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Zulfikar,
Zainith, A., Sulaeman, A.S., 2005, Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam
Kabupaten Rokan Hulu Dan Rokan Hilir, Provinsi Riau. Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Priyono, S., Latif, N.A., Tandjung, S.A.W.,
Inventarisasi Dan
Evaluasi Mineral Non Logam Di Kabupaten Pangkajene
Kepulauan Dan Kabupaten Barru, Provinsi
Sulawesi Selatan. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral, Bandung.
Internet
http://www.aspindo-imsa.or.id/berita/Potensi dan Peluang
apakah punya data untuk konsumsi dan produksi tahun 2010-2012??
BalasHapusada yg jual material zircon khusus yg dari Bangka...
BalasHapussy berminat membeli.
kalau ada Hub. WA sy; Ardi -
082244445711
Apa ada perusahaan yang berminat kerja sama soal kuarsa? Kami ada kuarsa kemurnian tinggi di australia 2 juta ton. Silakan hub kami 085738457500.thanks you
BalasHapus