Emas (Geologi Pertambangan)
Diantara sejumlah
daerah yang mengalami pemineralan emas dan perak di Indonesia , yang paling banyak
dikenal adalah daerah yang memanjang dari ujung utara Sumatra
ke selatan dan berlanjut ke Jawa. Selain dari emas dan perak, pada beberapa
tempat ditemukan juga platina disamping mineral sulfida tembaga, timbal dan
seng.
Di daerah itu terdapat
endapan bijih di kulit bumi (epitermal dan hidrotermal), salah satu tambang
emas tertua ialah unit Pertambangan Emas Cikotok PT Aneka Tambang (Persero) di
Banten. Walaupun
saat ini tambang tersebut sudah tidak beroperasi lagi. Keterdapatan
emas di daerah Banten Selatan sudah diketahui semenjak penyelidikan di sana menjelang tahun
1930-an. Batuan yang disebut “Andesit Tua” telah terkena propilitisasi, batuan
gunung api Miosen Bawah dan endapan Eosen. Dalam batuan ini terdapat urat
bermineral sulfida mengandung emas, perak, timbal, seng dan sebagainya.
Penambangan sebelum Perang Dunia II dilakukan oleh Mjnbouwmaatschappij Zuid Bantam. Setelah Perang, perusahaan ini
dijual kepada NV Perusahaan Pembangunan Pertambangan (NVP3) yang didirikan oleh
Bank Industri Negara. Rehabilitasi di mulai pada tahun 1954, dan produksi
pertama berlangsung pada tahun 1957.
Penambangan
dilaksanakan dengan cara tambang tertutup berupa gali-isi. Bijih yang
dihasilkan dengan penambangan dalam kemudian diangkut dengan lintasan kabel ke
pabrik pengolahan di Pasir Gombong. Pengolahan semula hanyalah dengan cara
sianidasi menghasilkan presipitat emas - perak dan ini diolah lebih lanjut di
unit PP Logam Mulia, Jakarta .
Dalam tahun 1978 ditambahkan flotasi untuk mengambil logam timbal dan seng.
Kadar emas produksi
tahun 1989 adalah 4,5451 gram setiap ton bijih dan perak 87,8199 gram setiap
ton bijih, dibanding dengan 1988 yang masing-masing 4,1008 gram dan 97,7138
gram setiap ton bijih. Produksi logam emas tahun 1989, jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, naik sebesar 9,78% sedangkan produksi logam perak turun
sebesar 14,25%. Unit produksi tambang
Cikotok sudah tidak beroperasi lagi, hal ini disebabkan kandungan emas yang
terdapat sudah tidak prospek untuk dilakukan oleh tambang dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar