Selasa, 29 Mei 2012

Teknonik Banten


Tektonik Banten


Oleh : Doddy Setia Graha

Indonesia merupakan kepulauan yang tersusun dan teruntai menjadi satu adalah Kepulauan Indonesia. Ribuan pulau menyusun menjadi satu dari barat sampai ke timur serta dari utara sampai selatan meliputi pulau-pulau besar seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Wilayah itu diapit oleh dua benua yakni benua Asia di bagian utara dan benua Australia di bagian selatan.

Wilayah Indonesia mempunyai susunan variasi batuan yang terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan (metamorfosa). Proses-proses geologi telah dimulai sejak zaman Paleosoikum hingga saat ini. Semua gejala geologi terekam dengan baik di dalam batuan menyusun Wilayah Indonesia. Indonesia telah mengalami proses tektonik lempeng sudah beberapa kali sejak terbentuknya busur Kepulauan Indonesia yang terletak diantara pertemuan tiga buah lempeng besar dunia yang aktif bergerak, yaitu Lempeng Eurasia di utara, Lempeng Pasifik di timur dan Lempeng Indo-Australia di selatan. Tumbukan ke tiga lempeng tersebut menghasilkan pergerakan tektonik, jalur gempa dan jalur gunungapi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memilki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat kegempaan di Amerika Serikat.

Wilayah Banten merupakan bagian dari tempat pertemuan Lempeng Samudra (Hindia) dengan lempeng benua (Asia), di mulai dari Andaman berlanjut terus ke Sumatera lalu ke Jawa, Nusatenggara dan berakhir di Maluku. Lempeng tersebut berukuran sangat mega dengan kecepatan gerak sekitar 6 – 7 centimeter per tahun. Pada batas lempeng terjadi gejala tektonik yang ditandai oleh kehadiran pusat-pusat gempa bumi. Pertemuan antar lempeng menyebabkan terjadinya tunjaman dan palung laut yang sangat dalam, memanjang seiring dengan jalur tunjaman di mulai dari Sumatera – Jawa – Nusatenggara sampai di Maluku. Jarak palung laut sekitar 200 – 250 kilometer dari pantai barat sumatera dan pantai selatan Jawa.

Pada kedalaman sekitar 150 kilometer pertemuan lempeng yang menunjam mengalami pelelehan sebagian (partial melting). Sehingga memberikan sumber magma yang kemudian menembus kepermukaan dan terbentuklah jalur gunungapi aktif sepanjang pulau-pulau yang telah di sebutkan di atas. Akibat pertemuan antara lempeng juga menghasilkan patahan atau sesar, mulai bersifat regional berukuran mencapai ribuan kilometer sampai bersifat lokal berukuran mikro. Gempa bumi yang terjadi di Banten merupakan akibat gerakan tektonik sepanjang daerah subduksi.

Di Banten dibatasi oleh wilayah sumber gempa tektonik aktif yang setiap saat dapat terjadi. Pusat-pusat gempa terletak di Samudra Hindia dan Selat Sunda. Susunan batuan dan struktur geologi yang ada memberikan keuntungan bagi wilayah Banten secara tidak langsung. Sehingga biasanya bila terjadi gempa hanya terasa akibat atau rambat getaran dari gempa yang terjadi, sedangkan dampak kerusakan yang berat tidak pernah terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar