Selasa, 26 Juni 2012

Pasir Gunungapi


Pasir Gunungapi

Oleh : Doddy Setia Graha


Pasir gunungapi adalah bahan-bahan lepas berukuran pasir yang disemburkan pada waktu letusan gunungapi.

Sifat Fisik
Pasir gunungapi terdiri dari beberapa material batuan beku (andesit-basal), tufa dan debu gunungapi. Bahan tersebut memiliki variasi fisik yang sangat berbeda, begitu pula dengan bentuk dan besar butirnya.
Pasir gunungapi digunakan untuk campuran pembuatan beton, plester pasangan dan pasir urug. Pasir dari G. Galunggung sangat baik untuk pasir beton. Beberapa lokasi lainnya baik sebagai pasir bangunan dan tanah urug. Pasir Gunungapi sangat baik sebagai pencampur pada pembuatan aspal atau hotmix.
Pada umumnya endapan pasir banyak terdapat tersebar di banyak daerah/tempat di Indonesia dalam jumlah dan kadar berbeda-beda.

Kegunaan :

Agregat halus memenuhi persyaratan di bawah ini:
¨      Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras dengan indikasi  kekerasan £ 2,2.
¨      Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal. Artinya tidak pecah atau hancur   oleh  pengaruh-pengaruh cuaca, seperti tarik matahari dan hujan,
¨      Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berkut:
-          Jika di pakai Natrium sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %,
-          Jika di pakai magnesium sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %.
¨      Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,060 mm . Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat harus di cuci;
¨      Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Herder. Untuk itu bila direndam dalam larutan 3 % NaOH, cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi  percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agrerat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan adukan  agrerat yang sama tetapi di cuci dalam larutan 3 % NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama;
¨      Susunan besar butir agrerat halus mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 - 3,8 dan harus terdiri atas dari butir-butir yang  beraneka ragam besarnya. Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus masuk salah satu dalam daerah susunan butir menurut zone: 1, 2 ,3 atau 4 ( SKBI/BS.882) dan harus memenuhi syarat -  syarat sebagai berikut:
-          Sisa di atas ayakan 4,8 mm, harus maksimum 2 % berat;
-          Sisa di atas ayakan 1,2 mm, harus minimum 10 % berat;
-          Sisa di atas ayakan 0,30 mm, harus minimum 15 %.
¨      Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif;
¨      Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui;
¨      Agregat halus yang digunakan untuk maksud spesi plesteran dan spesi terapan harus memenuhi persyaratan di atas(pasir pasang).

 

Agregat kasar (Tabel 1) memenuhi persyaratan di bawah ini:
¨      Agregat kasar harus terdiri atas dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Kadar bagian yang lemah bila diuji dengan goresan batang tembaga, maksimum 5 %. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Tabel  1.  Persyaratan Agregat Kasar
                                                            


Kelas dan mutu beton
Kekerasan dengan bejana tekan rudeloff bagian hancur menembus ayakan 2 mm, maksimum %
Kekerasan dengan bejana geser los angelos; bagian hancur menembus ayakan 1,7 mm 
Maksimum %
Fraksi butir                                                     19 – 30 mm
Fraksi butir                   9,5 – 19 mm
Bo serta mutu  B1

Beton mutu K.125 K.175 dan K.225

Mutu beton di atas K.225 atau beton pra tekan
22 – 30

14 – 22


kurang dari 14
24 – 32

16 – 24


kurang dari 16
40 – 50

27 – 40


kurang dari 27
Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)


¨      Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih yang panjang hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih dan panjang tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya;
¨      Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca,  seperti terik matahari dan hujan;
¨      Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan garam sulfat, sebagai berikut:
-          Jika dipakai natrium sulfat, bagian yang hancur, maksimum 12 %;
-          Jika dipakai magnesium sulfat, bagian yang hancur, maksimum 10 %;
¨      Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali;
¨      Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering).Apabila kadar lumpur melampaui 1 % maka agregat kasar harus dicuci;
¨      Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6-7,10 dan harus memenuhi syarat-syarat berikut;
-          Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 %; berat
-          Sisa di atas ayakan 4,8 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat;
-          Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60  % dan minimum 10 % berat.
¨      Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga per empat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan apabila menurut penilaian pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa hingga menjamin tidak terjadi sarang-sarang kerikil.
        

Batu Gamping, Kapur


Kapur

Oleh : Doddy Setia Graha


Klasifikasi kapur sesuai denan tujuan pemakaiannya kapur diklarifikasikan sebagai berikut :
¨      Kapur tohor yaitu hasil pembakaran batu alam yang sebagian besar komposisinya adalah kalsium karbonat;
¨      Kapur padam yaitu kapor hasil pemadaman kapur tohor dengan air akan membentuk hidrat;
¨      Kapur udara yaitu  kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu hanya dapat mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida ( CO2 );
¨      Kapur hidrilis yaitu kapur yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu hanya dapat mengeras, baik di air maupun di udara;
¨      Kapur mangnesia yaitu kapur yang mengandung lebih dari 50% mangnesium oksida (MgO) dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan.
Persyaratan mutu kapur adalah seperti tercatum dalam Tabel 1 dan 2


Tabel 1.  Syarat Mutu Kapur Tohor
Uraian
Persyartan
Kelas I
Kelas II
1.       Kehalusan : sisa maksimum di atas yaitu :
Maks % berat
4,75 mm
1,18 mm
0,85 mm


-
0
5


0
-
10
2.       Kekekalan bentuk
Tidak retak
Tidak retak
3.       CaO + MgO aktif
setelah dikoreksi dengan
SO3
        SO2 maks. % berat


90
6


85
6
  Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)

Tabel 2.  Syarat Mutu Kapur Padam
URAIAN
PERSYARATAN
KELAS I
Kelas II
1.       Kehalusan : sisa maksimum di atas yaitu :
Maks % berat
6,7 mm
4,75 mm
0,85 mm
0.106


0
0
0
15


0
0
-
-
2.       CaO + MgO aktif
( setelah dikoreksi dengan SO3 )
       CO2
Sisa tak larut, maks. % berat.

65
6
1

65
6
3
3.       Kekekalan bentuk
tidak retak
tidak retak
4.       Kadar air, maks. % berat
15
15
   Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)

Senin, 25 Juni 2012

Batu Gamping, Semen Portland

Semen Portland


Oleh : Doddy Setia Graha

Klasifikasi semen portland sesuai dengan tujuan pemakaiannya dapat dibagi dalam lima jenis, sebagai berikut :
a.       Jenis I, untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta persyaratan khusus seperti yang disyrakatkan pada jenis-jenis lainnya
b.      Jenis II, untuk konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang
c.       Jenis III, untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi
d.      Jenis IV, untuk konstruksi-konstruksi yang persyaratan panas hidrasi yang rendah
e.       Jenis V, untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat
Semen portland standar harus memenuhi persyaratan kimia dan fisik sebagai tercantum dalam Tabel 1 dan 2.

Dolomit
            Dolomit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan dolomit langsung secara langsung dipakai untuk pertanian, semen klinker mortar, dolomit klinker, dempul rekahan serta pemanfaatan lainnya. Penggunaan dolomit kalsinasi, yaitu menggubah dolomit dengan berbagai cara sehingga dolomit yang diinginkan dapat terpenuhi. Dolomit kalsinasi dapat dimenghasilkan semen oksoklorida, semen magnesium oksisulfat, busa inorganik magnesium dan bata dolomit. Penggunaan dolomit dapat sebagai kimia dari dolomit, yakni oksida magnesium, hidrosida magnesium dan magnesium karbonat.

Tabel 1. Persyaratan Kimia Semen Portland
JENIS SEMEN PORTLAND
URAIAN
I
II
III
IV
V
1
2
3
4
5
6
-       Magnesium Oksida, MgO Maks. % berat

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0
-       Belerang Trioksida, SO3   Maks. % berat
-        Bila C3 A  8 %
-        Bila C3 A 8 %


3,0
3,5


3,0
-


3,5
4,5


2,3
-


2,3
-
-        Hilang Pijar,
Maks. % berat

3,0

3,0

3,0

2,5

3,0
-       Bagian Tidak Larut
Maks. % berat

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5
-       Alkali sebagai Na2O,       Maks. Berat *)

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6
-       Trikalsium Silikat, C3S,  Maks. berat **)

-

-

-

35

-
-       Dikalsium Silikat, C2S    Maks. berat **)

-

-

-

40

-
-       Dikalsium Silikat, C2S    Maks. berat **)

-

-

-

40

-
-       Tetrakalsium Aluminat, C3A, Maks. berat **)

-

8

15

7

5
-       Tetrakalsium Aluminoferit ditambah 2 x Trikalsium Aluminat (C4AF + 2C3A)
atau
Kadar larutan padat          (C4AF + 2C3A)                maks. berat **)






-






-






-






-






20
-       Jumlah Trikalsium Silikat dan Trikalsium Aluminat         (C3S + C3A)


-


58


-


-


-
            Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)

  *) Hanya berlaku bila dipakai dengan agregat yang bersifat alkali relatif
**) Bila perbandingan antara % Al2O3 dan % Fe2O3 = 0,64 atau lebih, maka perhitungan % C3S, % C2S, % C3A, dan % C4AF adalah sebagai berikut :
C3S   = (4,071 x % CaO) – (7,600 x % SiO2) – (6,718 x % Al2O3)
   - (1,430 x % Fe2O3) – (2,852 x % SO3)
C2S   = (2,867 x % SiO2) – (0,7544 x % C3S)
C3A  = (2,650 x % Al2O3) – (1,692 x % Fe2O3)
C4AF        = 3,043 x % Fe2O3
Bila perbandingan antara % Al2O3 dan % Fe2O3 kurang dari 0,64, maka akan terbentuk larutan padat yang dinyatakan sebagai C4AF + C2F.
Perhitungan kadar C4AF + C2F dan kadar C3S dalam hal ini adalah sebagai berikut :
(C4AF + C2F)   = (2,100 x % Al2O3) + (1,702 x % Fe2O3)
(C3S)               = (4,071 x % CaO) – (7,600 x SiO2) – (4,479 x % Al2O3) – (2,859 x % Fe2O3)
                           - (2,852 x % SO3)
Dalam komposisi ini, tidak akan terbentuk senyawa C3S; dan kadar C2S dihitung memakai rumus tersebut diatas.
Syarat maksimum % (C4AF + C2F) atau % larutan padat ii tidak berlaku bila syarat pemuaian maksimum akibat sulfat yang diminta sudah dapat dipenuhi.
Keterangan :
C3S        =   3CaO.SiO2
C2S        =   2CaO.SiO2
C2Al       =   3CaO. Al2O3
C4AF      =   4CaO. Al2O3. Fe2O3

Tabel 2. Persyaratan Fisis Semen Portland Standar
JENIS SEMEN PORTLAND
URAIAN
I
II
III
IV
V
-      Kehalusan
Sisa diatas ayakan 0,09 mm maks. berat
Dengan alat Blaine, luas permukaan tiap satuan berat semen,
Min.m2/kg

10



280

10



280

10



280

10



280

10



280
-      Waktu Pengikatan dengan alat Vicat : *)
Awal, min. men
Akhir, mak. Jam

45
8

45
8

45
8

45
8

45
8
-      Waktu Pengkatan dengan alat Gilimore
Awal, min. men
Akhir, mak. jam

60
10

60
10

60
10

60
10

60
10
-      Bagian Tidak Larut,
Maks. % berat

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5
-      Kekekalan Bentuk Pemuatan dalam Otoklaf
% Maks.


0,8


0,8


0,8


0,8


0,8
-      Kekuatan Tekan, min
Kgf/cm2 untuk umur uji :
1 hari
1 + 2 hari
1 + 6 hari
1 + 27 hari


-
125
200
-


-
100
175
-


125
250
-
-


-
-
70
175


-
85
150
210
-      Pengikatan Semen (False Set)
Penetrasi akhir, % min.

50

50

50

50

50
-      Panas Hidrasi, maks.kal/g
7 hari
28 hari

-
-

70
80

-
-

60
70

-
-
-      Pemuaian karena Sulfat * *)
14 hari, % maks.

-

-

-

-

0,045
         Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)
Keterangan : *)    Bila tidak ditentukan, maka yang berlaku adalah penentuan memakai alat Vicat
                       **)   Bila syarat ini diminta, maka syarat C4AF + C2F tidak perlu dilakukan.