Minggu, 23 September 2012

KOMODITI MANGAN


KOMODITI MANGAN

Oleh :
Doddy Setia Graha

Alamat :
Jl. Tb Suwandi Ciracas
Mahar Regency E No. 6, Ciracas, Serang, BANTEN, 42116
HP 0817799567

SARI
Di Bumi, mangan ditemukan dalam sejumlah mineral kimia yang berbeda dengan sifat fisiknya, tetapi tidak pernah ditemukan sebagai logam bebas di alam. Mineral yang paling penting adalah pyrolusite, karena merupakan mineral bijih utama untuk mangan. Mangan terdapat dalam cebakan sedimen dan residu, juga terdapat dalam cebakan hidrothermal dan  metamnorfosa (malihan).
Mangan di Indonesia telah ditemukan orang sejak tahun 1854 yang terdapat di Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. Walaupun demikian endapan biji mangan yang diusahakan terlebih dahulu yaitu yang terdapat di Kliripan, Kulon Progo - Yogyakarta. Tambang mangan di Karangnunggal baru diusahakan pada tahun 1930.
Sembilan puluh lima persen bijih mangan digunakan orang di dalam dunia industri metalurgi dan sisanya digunakan di dalam industri baterai, kimia dan kesehatan.
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.


1.     Asal Mula Jadi
Mangan adalah logam berwarna abu-abu putih. Mangan adalah unsur reaktif yang mudah menggabungkan dengan ion dalam air dan udara. Di Bumi, mangan ditemukan dalam sejumlah mineral kimia yang berbeda dengan sifat fisiknya, tetapi tidak pernah ditemukan sebagai logam bebas di alam. Mineral yang paling penting adalah pyrolusite, karena merupakan mineral bijih utama untuk mangan.
Cebakan terrestial untuk cebakan mangan dapat dibagi menjadi lima tipe, yaitu :
¨      Cebakan hidrothermal
¨      Cebakan sedimenter
¨      Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut
¨      Cebakan metamorfosa
¨      Cebakan laterit dan akumulasi residual
Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih dari 3 triliyun ton nodul berukuran kentang. Nodul tersebut terdiri dari unsur mangan, besi, nikel, kobalt molybdenum. Nodul-nodul ini banyak terdapat di Samudra Pasifik.

2.     Nama
Pada tahun 1774, sedangkan pemanasan mineral pyrolusite (MnO2, mangan dioksida) dalam api arang, ilmuwan Swedia Johann Gahn menemukan mangan. Panas dan karbon dalam arang memisahkan oksigen dari pyrolusite, meninggalkan residu logam mangan. Ini reaksi kimia disebut reaksi reduksi.

3.     Latar Belakang
Mangan di Indonesia telah ditemukan orang sejak tahun 1854 yang terdapat di Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. Walaupun demikian endapan biji mangan yang diusahakan terlebih dahulu yaitu yang terdapat di Kliripan, Kulon Progo - Yogyakarta. Tambang mangan di Karangnunggal baru diusahakan pada tahun 1930. Dua daerah endapan biji mangan itu dahulu diusahakana oleh NV Algemeene Indische Mijnbouwen Explotatie Maatscappij (AIME). Kini pengusahaanya dilakukan oleh perusahaan daerah Pertambangan Jawa Barat untuk Tasikmalaya dan perusahaan daerah Pertambangan Mangan Daerah, pertambangan mangan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Kliripan. Selain di ke dua daerah tersebut, juga telah diusahakan dengan cara sederhana dan kecil-kecilan yaitu di pegunungan Karangbolong, Kedu Selatan, Pegunungan Menoreh di dekat Salaman, Magelang dan di daerah G. Kidul bagian utara, juga di berbagai daerah di Jawa Timur bagian Selatan.
Mangan yang ditambang pada umumnya terbatas pada biji mangan dengan kadar MnO2 di atas 75%.  Sumber daya dan cadangan mangan dari berbagai  daerah dapat di lihat pada Tabel 1. Sedangkan data produksi, konsumsi, ekspaot dan inport mangan tahun 2003 – 2002 (Tabel 2.).

            Tabel 1.  Sumber daya dan cadangan logam mangan di Indonesia, 2008-2010
KOMODITI LOGAM
2008
2009
2010
SUMBER DAYA
CADANGAN
SUMBER DAYA
CADANGAN
SUMBER DAYA
CADANGAN
Mangan
        10,620,007
          938,240
        10,909,107
          938,240
        11,195,341
       4,078,029


Tabel 2. Data produksi mangan tahun 2003 - 2002
2002
2003
Production, tons
Consumption, tons
Export, tons
Import, tons
Sumber : Data Pertambangan Mineral dan Batubara, www.tekmira.esdm.go.id

Berdasarkan mulai jadinya endapan  mangan  di alam dapat dibedakan sebagai berikut : Endapan hidrotermal, Endapan sedimenter, Endapan Residu atau sisa dan Endapan Metamorfosa. Ada bermacam-macam istilah untuk endapan mangan, sebagai berikut :

Jenis Endapan Mangan
Kandungan (%)
Manganese ore 
Ferruginaus manganese ore 
Manganiferous iron ore 
100- 35
10 – 35
5 – 10

Mineral-mineral mangan yang umum dijumpai dalam cebakan komersial antara lain Pirolusit, Manganit, Hausmanit, Kriptomelan, Braunit, Rhodonit, dan Rhodokrosit (Tabel 3.).
                     Tabel 3. Mineral mangan yang umum dijumpai dalam cebakan komersial
Mineral
Komposisi
Kangdungan Mn (%)
Pirolusit
Manganit
Hausmanit
Kriptomelan
Braunit
Rhodonit
Rhodokrosit
MnO2
Mn2O3. H2O
Mn3O4
KMn 8O16
3Mn2O3.MnSiO3
MnSiO3
MnCO3
63,2
62,0
72,0
45 – 40
50 – 60
42,0
48,0


4.      Nama
Mangan berasal dari kata Magnes kata Latin yang berarti magnet.

5.     Sifat Fisik
a.      Manganit – MnO(OH)
Sistem kristal         :    Orthorombik, dipiramida (Gambar 1.)
Belahan                  :    Sempurna (0,0)
Kekerasan              :    4
BD                          :    4,3
Kilap                       : Logam
Warna                    :    Abu-abu logam sampai hitam besi
Optik                      :    Opak
Terdapatnya          :    Dalam cebakan sedimen dan residu, juga terdapat dalam cebakan hidrothermal dan  metamnorfosa (malihan).


Gambar 1. Bentuk kristal manganit

b.      Pyrolusite  - MnO2
Sistem kristal   :    Tetragonal
Belahan            :    Sempurna
Kekerasan        :    1 - 2
BD                    :    4,75
Kilap                 : Logam
Warna              :    Hitam besi
Optik                :    Opak
Terdapatnya    :    Pyrolusite terjadi terkait dengan manganite, hollandite, hausmannite, braunite, chalcophanite, goethite dan hematit di bawah oksidasi kondisi hidrotermal deposit. Hal ini juga terjadi di rawa dan seringkali hasil dari perubahan manganite.



6.     Kegunaan
Mangan merupakan hasil yang banyak kegunaannya. Sembilan puluh lima persen bijih mangan digunakan orang di dalam dunia industri metalurgi dan sisanya digunakan di dalam industri baterai dan kimia (Tabel 4.).

Tabel 4. Spesifikasi mangan untuk berbagai keperluan
Unsur
Metalurgi
(%)
Baterai
(%)
Kimia
(%)
MnO2
Mn
Al2O3
Al2O3 + SiO2
Fe
P
As
Cu
Pb
Zn
Co
Ni
Nitrat
Nh3
Na2O
K2O
CaO
H2O
Ukuran Butir
-
Min 48,00
Maks 7,00
Maks 11,00
Maks 6,00
Maks 0,19
Maks 0,18
Maks 0,001
Maks 0,30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Min 80,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Maks 0,0001
Maks 0,0001
Trace
Maks 0,02
Maks 0,20
Maks 0,10
Maks 0,20
Maks 3,00
76 % 44 mikron
Min 70,00
-
-
-
Maks 5,00
Maks 8,00
Maks 0,15
-
-
-
-
-
-
-
Maks 0,10
Maks 2,00
Maks 0,25
-
100 % < 2 inci
Sumber : Suhala, S., M. Arifin (Ed.), 1977.

Khusus di dalam industri metalurgi biji mangan digunakan untuk membuat baja yang tahan terhadap pengaruh belerang, baja kuat, keras dan liat. Mangan digunakan untuk membuat perunggu yang digunakan untuk propeller kapal, campuran logam (alloy) yang sifatnya meredam getaran dan suara. Mangan digunakan untuk pembuatan besi tuang dan sebagainya. Sedangkan di dalam industri kimia (Tabel 3.).
Mangan digunakan untuk melindi biji uranium, welding rod (batang-batang las), bahan celup, cap, pernis, pupuk, obat-obatan, kaca/gelas, keramik dan lain-lain. Paduan mangan dengan logam lain seperti aluminium, tembaga dan antimony, produk akhir adalah magnet.
Jumlah jejak mangan sangat penting untuk kesehatan yang baik. Hal ini membuat tulang kuat namun fleksibel, dan membantu tubuh dalam menyerap vitamin B1. Ini juga merupakan aktivator penting bagi tubuh untuk menggunakan enzim. Sesedikit 0,00002% Mn dalam tubuh manusia adalah penting. Studi telah menunjukkan bahwa kurangnya mangan menyebabkan ketidaksuburan pada hewan.

7.     Penyebaran
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Endapan biji mangan banyak terdapat beberapa lokasi di berbagai provinsi di Indonesia (Tabel 5.). Beberapa daerah memiliki cadangan mangan yang cukup berlimpah serta masih banyak wilayah diperlukan penelitian lebih lanjut.
            Lebih dari 80% dari sumber daya dunia yang dikenal mangan ditemukan di Afrika Selatan dan Ukraina. Deposit mangan yang penting di Cina, Australia, Brasil, Gabon, India, dan Meksiko. Amerika Serikat impor bijih mangan mangan karena sumber daya di Amerika Serikat relatif rendah dalam konten mangan per ton bijih. Mengimpor Bijih ini saat ini lebih ekonomis dari penambangan secara lokal.

Tabel 5. Cadangan mineral mangan di berbagai provinsi
Provinsi
Lokasi
DI. Aceh
Lho Kruet, Pantai Timur Aceh, Karang Igeuh, Kapi
Sumatera Utara
Pantai Timur, 23 km timur laut Natal
Sumatera Barat
Mangani, Ulu Aer
Riau
Sungai Lumut, Balangbeo
Sumatera Selatan
Pesawaran Ratai
Bangka Belitung
S. Selan
Bengkulu
Tambang Sawah, Gebang Ilir, Tambang Sawah
Lampung
G. Pesawaran Ratai, G. Waja, G. Kasih, G. Kedondong
Banten
Cikotok
Jawa Barat
Cibadeng, Karangnunggal, Cibadong, Cigempor, Salopa, Cikatomas
Jawa Tengah
Peg. Karang Bolong, Klaten, Ngargoretno, Salaman,Bapangsari, Semanggung, Cangkerep
Jawa Timur
Puger, Nambakan, Tamban, Ngradu, Sempor, G. Gede, Dawung, Klumpit, Banyumuntah, Bukul, G. Kembar, Cikuli, Goro, Blimbing, Panggul, G. Kuncung, Tumpaktelor, Serut, Sukorejo, Tenggong, G. Jambe, G. Puncak Asem, G. Cemerung, Wlingi, G. Rajak, Kalirejo, Bedug I, Puger, G. Marondon Sekunir Puger, Jambe, G. Sadeng
D.I. Yogyakarta
Kliripan, Samigaluh, Gedad, Batuwarno, Eromoko, Gunung Kidul
Kalimantan Barat
G. Sekereh, Jelatok, Lumar
Kalimantan Selatan
G. Besi, Pasir, Tanah Laut, . Tawon, Birayang
Kalimantan Timur
G. Bambu, Muara Ancalong
Maluku
Laloda, Galela, P. Batanta, Waturen, Tanjung Fatufat, P. Doi, P. Dongasuli, Waigeo
Sulawesi Utara
Tanjung Torawitan, Tewangko, S. Molosipat
Sulawesi Tengah
Tawangko
Sulawesi Selatan
Wonomulyo, Liburung, Tanene
Sulawesi Tenggara
S. Rumu
Nusa Tenggara Barat
Teluk Maja, Panda, Binoa
Nusa Tenggara Timur
Oil Manonok, Tanini, Amarasi, Kupang, P. Roti, Nggorang 8 Km Selatan Reo, Atar Punda, Bukit Golorawang, Ngrawang, Wangkung, Kajong, Lante, Wangkal, Meas, Kadung, Ngampur, Bajak, Wancang, Riung, Metang, Weibuka, Nangasu, Melana, Mena, Lake, Rokap, Manggarai, sebelah timur Kupang, Ole Manenok, Tanimi, sebelah selatan Kupang, Ikan Foti,  Niuk Baum,Moil Tobe, Buleo, Desa Ponudan Kaubelah, Oe Ekam, Oe Baki, Babuin, Kalbano
Sumber : Dari berbagai sumber

8.     Daftar Acuan

Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor  4  Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Buku, Majalah, Peta
Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan, 2007, Panduan Penilaian AMDAL atau UKL/UPL untuk Kegiatan Pembangunan Perumahan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Atmawinata, S., H.Z. Habidin, 1991, Geologi Lembar Ujung Kulon, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Battay, M.H., 1972, Mineralogy For Student, Longman Group Ltd.
Departemen Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia.
Departemen Pertambangan dan Energi, 1989, Buku Laporan Tahunan Pertambangan, Departemen Pertambangan dan Energi.
Direktorat Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia, Departemen Pertambangan.
Eneste, Pamusuk, 2009, Buku Pintar Penyuting Naskah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Graha, D.S., 1987, Batuan dan Mineral, PT. Nova, Bandung.
……......, 1994, Bahan Galian Indonesia, Unpub.
..........., 2001, Daya Dukung Alam Banten Dalam Pembangunan, Koran Fajar Banten, Banten.
……....., 2003, Potensi Bahan Galian di Banten Selatan, Majalah Menara Banten, Banten.
.........., 2011, Kisi Kisi Pertambangan, Unpub.
Hurlburt, C.S., 1971, Dana’s Manual of Mineralogy, Eignteenth Ed., John Wiley and Sons.
Madjadipoera, T., 1990, Bahan Galian Industri Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral.
Middlemost, E.A.K., 1985, Magmas and Magmatic Rocks, Longman Group Ltd.
Sanusi, B., 1984, Mengenal Hasil Tambang Indonesia, PT Bina Aksara, Jakarta.
Suhala, S., M. Arifin (Ed.), 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral.
Sujatmiko, S. Santosa, 1992, Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sukmana, 2006, Inventarisasi Mangan di Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.  Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Internet 
http://www.mii.org
pusatpanduan.com/pdf/konsep-pengelolaan-tambang-berbasis-lingkungan-htmmusi-rawas.go.id/musirawas/images/stories/pdf...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar