Rabu, 12 September 2012

Komoditi Emas


KOMODITI EMAS
Oleh :
Doddy Setia Graha

Alamat :
Jl. Tb Suwandi Ciracas
Mahar Regency E No. 6, Ciracas, Serang, BANTEN, 42116
HP 0817799567

SARI
Komoditi emas merupakan logam mulia dengan simbol Au, elemen logam, dengan nomor atom 79. Emas merupakan mineral yang langka serta memiliki keindahan sehingga menjadi komoditi yang sangat berharga sepanjang sejarah kemanusiaan.
Bijih emas terdapat dalam cebakan-cebakan bermacam-macam tipe dalam batuan beku maupun batuan sedimen sebagai endapan letakan (placer) sebagai logam dasar yakni emas yang dihasilkan sebagai hasil sampingan.
Afrika Selatan adalah produsen terbesar di dunia emas dan diperkirakan memiliki setengah dari sumber daya emas. Amerika Serikat dan Brasil masing-masing memiliki sejumlah besar sumber daya emas dunia. Sekitar seperlima dari total sumber daya emas di dunia adalah dengan-produk dari bijih tembaga dan perak.
Emas digunakan dalam kedokteran gigi dan kedokteran, sebagai perhiasan dan seni, medali dan koin, di ingot sebagai penyimpan nilai, untuk instrumen ilmiah dan elektronik, sebagai elektrolit dalam industri elektro-plating. Saat ini dipergunakan sebagai cadangan devisa disuatu negara.

1.     Asal Mula Jadi
Emas dikenal sebagai logam mulia. Mineral emas merupakan mineral yang langka serta memiliki keindahan sehingga menjadi komoditi yang sangat berharga sepanjang sejarah kemanusiaan. Hal ini sebagai logam mulia tertua yang diketahui manusia.
Secara ilmiah, emas adalah elemen, logam, dengan nomor atom 79. Sifat fisik dan kimia membuatnya ideal untuk sejumlah kebutuhan. Hal ini sangat stabil dan sebagai hasilnya jarang menggabungkan dengan unsur lainnya. Dengan kata lain, tidak menimbulkan korosi atau karat. Melakukan listrik yang sangat baik (perak saja dan tembaga konduktor baik listrik). Melakukan panas sangat baik. Emas sangat mudah ditempa untuk dibentuk. Emas begitu mudah ditempa yang dapat ditempa menjadi lembaran tipis sehingga cahaya dapat melewatinya.
Emas sudah diketahui orang sejak ratusan tahun yang lalu. Di alam kedua logam tersebut seringkali terdapat bersama-sama dalam endapan bahan galian, dan biasanya berasosiasi dengan logam-logam: tembaga, besi, seng dan logam-logam yang termasuk dalam grup platina. Disamping itu sebagai mineral pengikutnya ialah kuarsa, galena, pirit, kalkopirit, spalerit, arsenopirit, pirit dan lain-lain yang umumnya berupa mineral sulfida.
Bijih emas terdapat dalam cebakan-cebakan bermacam-macam tipe dalam batuan beku maupun batuan sedimen sebagai endapan letakan (placer) sebagai logam dasar yakni emas yang dihasilkan sebagai hasil sampingan. Sedangkan asalnya dari pada cebakan bijih emas, sebagai berikut : Konsentrasi magmatis, Kontak metasomatisma, Penggantian unsur (replacement), Masif, Lode/Vein, Tersebar (dissemanated), Pengisin celah-celah (cavity filling), Konsentrasi sisa (residual concentration) dan Konsentrasi mekanis (mechanical concentration).
Ditinjau dari sudut minerologi adanya emas komersil dapat dikelompokan sebagai berikut :
¨      Emas alam, terdapat dalam endapan placer atau berupa urat-urat/vein maupun  sebagai emas alam mungkin sekali terdapat bersama-sama dengan perak. Umumnya kandungan perak dapat mencapai 10 – 15 %.
¨      Ikatan dengan tellurida, disini ada beberapa macam ikatan tellurida misalnya : Calaverit (Au Te2) kandungan emasnya 39 - 44 %. Silvanit atau dapat juga disebut “graphic tellurium” (An, Ag)Te2; kandungan emasnya 24 – 30 %. Krenerite (Au Te2) kandungan emasnya 31 – 44 %. Petzit (Ag3 Au Te2) kandungan emasnya 19 – 25 %.
¨      Hasil sampingan, maksudnya emas di sini bukan sebagai mineral utama dalam endapan bahan galian tersebut akan tetapi hanya merupakan mineral ikutan. Sehingga sewaktu diolah emasnya ikut terkonsentrasi dan dapat diambil sebagai hasil tambahan.
Emas sebagai hasil tambahan contohnya terdapat pada tambang tembaga dan seng. Tambang tembaga oleh Freeport Indonesia Inc, di Ertsberg Jayawijaya, Papua walaupun usaha pokoknya mengusahakan tembaga akan tetapi juga mempunyai hasil tambahan yakni dari emas dan perak.

2.     Latar Belakang
Diantara sejumlah daerah yang mengalami pemineralan emas dan perak di Indonesia, yang paling banyak dikenal adalah daerah yang memanjang dari ujung utara Sumatera ke selatan dan berlanjut ke Jawa. Selain dari emas dan perak, pada beberapa tempat ditemukan juga platina disamping mineral sulfida tembaga, timbal dan seng.
Di daerah itu terdapat endapan bijih di kulit bumi (epitermal dan hidrotermal), berhubungan dengan kegiatan gunungapi andesit dan basal dari zaman Tersier Tengah dan Atas. Selain itu pemineralan juga terkait dengan batuan dasit, liparit dan granit serta karena sentuhan metamorfosis pada batugamping dan batusabak yang berumur Paleozoikum. Di Kalimantan Barat sejarah pemineralan berbeda lagi, meskipun disini di samping emas dan perak juga ditemukan mineral sulfida lainnya. Proses pemineralan di sini ialah kelompok batuan dasar (basement) diterobos oleh batuan dari berbagai susunan, mulai dari granit hingga andesit dan terbentuk dalam berbagai zaman, dari sebelum Trias Atas sampai Pasca Paleogen.
Salah satu tambang emas tertua ialah unit Pertambangan Emas Cikotok PT Aneka Tambang (Persero) di Banten. Terdapatnya emas di daerah Banten Selatan sudah diketahui semenjak penyelidikan di sana menjelang tahun 1930-an. Batuan yang disebut “Andesit Tua” telah terkena propilitisasi, batuan gunung api Miosen Bawah dan endapan Eosen. Dalam batuan ini terdapat urat bermineral sulfida mengandung emas, perak, timbal, seng dan sebagainya. Penambangan sebelum Perang Dunia II dilakukan oleh Mjnbouwmaatschappij Zuid Bantam. Setelah Perang, perusahaan ini dijual kepada NV Perusahaan Pembangunan Pertambangan (NVP3) yang didirikan oleh Bank Industri Negara. Rehabilitasi di mulai pada tahun 1954, dan produksi pertama berlangsung pada tahun 1957.
Penambangan dilaksanakan dengan cara tambang tertutup berupa gali-isi. Bijih yang dihasilkan dengan penambangan dalam kemudian diangkut dengan lintasan kabel ke pabrik pengolahan di Pasir Gombong. Pengolahan semula hanyalah dengan cara sianidasi menghasilkan presipitat emas - perak dan ini diolah lebih lanjut di unit PP Logam Mulia, Jakarta. Dalam tahun 1978 ditambahkan flotasi untuk mengambil logam timbal dan seng.
Kadar emas produksi tahun 1989 adalah 4,5451 gram setiap ton bijih dan perak 87,8199 gram setiap ton bijih, dibanding dengan 1988 yang masing-masing 4,1008 gram dan 97,7138 gram setiap ton bijih. Produksi logam emas tahun 1989, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, naik sebesar 9,78% sedangkan produksi logam perak turun sebesar 14,25%. 
Unit produksi tambang Cikotok sudah tidak beroperasi lagi, hal ini disebabkan kandungan emas yang terdapat sudah tidak prospek untuk dilakukan oleh tambang dalam.
           
3.     Nama
Simbol kimia emas adalah Au. Ini berasal dari kata Latin Aurum yang berarti fajar bersinar, referensi warna kuning cerah dan kilap mengkilap. Emas kata bahasa Inggris memiliki asal di Inggris Pertengahan.

4.     Sifat Fisik
Emas - Au

Belahan             : Tidak ada
Kekerasan         : 2,5- 3
BD                     : 19,3
Kilap                  :         Logam
Warna               :         Kuning
Gores                 :         Kuning
Optik                 :         Opak, isotrop
Terdapatnya      : Terutama didalam urat-urat hidrotermal, umumnya berasosiasi dengan mineral sulfida dan di dalam endapan-endapan letakan (placer)

                             Gambar 1. Bentuk-bentuk logam emas di alam

5.     Sumber
Deposit emas ditemukan dalam dua jenis. Deposit Lode adalah deposito di mana emas ditemukan di celah-celah dan urat dalam batuan. Ini juga disebut deposit urat. Tipe ke dua disebut deposit emas placer deposit. Deposit placer terbentuk oleh air bergerak yang telah mengikis emas dari lapisan batuan induk. Lumpur yang mengandung emas bermuara di sungai, endapan emas akhirny terakumulasi di dasar sungai. Sumber utama ketiga emas sebagai produk sampingan dari pertambangan tembaga dan perak.
Diperkirakan bahwa jumlah total emas belum diambil dari Bumi adalah 100.000 ton. Afrika Selatan adalah produsen terbesar di dunia emas dan diperkirakan memiliki setengah dari sumber daya emas. Amerika Serikat dan Brasil masing-masing memiliki sejumlah besar sumber daya emas dunia. Sekitar seperlima dari total sumber daya emas di dunia adalah dengan-produk dari bijih tembaga dan perak.
Di Amerika Serikat, Alaska dan Nevada adalah produsen utama emas. Nevada menghasilkan sebagian besar emas yang diproduksi di seluruh Amerika Serikat. Sisanya berasal dari deposit placer di Alaska, dan deposito emas lainnya di bagian barat negara.
Data mengenai sumber daya dan cadangan emas primer dari berbagai lokasi tambang di Indonesia dapat di lihat pada Tabel 1. Produksi emas pada tahun 2005 – 2009 seperti tertera pada Tabel 2. Dan Tabel 3.

Tabel 1. Sumber daya dan cadangan emas, 2008-2010

KOMODITI LOGAM
2008
2009
2010
SUMBER DAYA
CADANGAN
SUMBER DAYA
CADANGAN
SUMBER DAYA
CADANGAN
Emas Primer
4,277.00
4,513.00
6,575.000
5,419.000
6,056.782
3,007.788


Tabel  3.  Produksi  jenis bahan tambang emas di Indonesia, 2005-2009

Jenis
Satuan
2005
2006
2007
2008
2009
Emas
Kg
142 894
138 896
117 854
64 035
127 716

Tabel 2. Produksi emas tahun 2003 - 1997
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
Production, tons
Consumption, tons
Export, tons
Import, tons
Sumber : Data Pertambangan Mineral dan Batubara, www.tekmira.esdm.go.id


6.     Kegunaan
Emas digunakan dalam kedokteran gigi dan kedokteran, dalam perhiasan dan seni, medali dan koin, di ingot sebagai penyimpan nilai, untuk instrumen ilmiah dan elektronik, sebagai elektrolit dalam industri elektro-plating.
Emas bukan saja masih dijadikan perhiasan, perlengkapan rumah tangga, tetapi emas juga dapat disimpan. Suatu simpanan yang nilainya dapat naik turun seirama dengan perkembangan harga emas.
Emas telah sangat penting sebagai standar untuk mata uang.

7.     Penyebaran
Berdasarkan hasil penyelidikan endapan-endapan yang mengandung bijih emas di Indonesia (Tabel 1). Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Banten banyak terdapat di Banten Selatan, seperti Cikondang, Ciwangu, G. Cari, Cirotan, Cipangleseran, Cipicung dan Cikotok.
Afrika Selatan memiliki sekitar setengah dari sumber daya dunia. Jumlah signifikan juga hadir di Amerika Serikat, Australia, Brasil, Kanada, Cina dan Rusia.

Tabel 1. Emas
Provinsi
Lokasi
DI. Aceh
Krueng Teunon, Krueng Wojla, Krueng Meureubah, Krueng Seunagan, Glemon Ampeut, Goeng Geunteut, Babah Lho,  A. Take
Sumatera Utara
Muara Sipongi
Sumatera Barat
Mangani, Salida, Kinadam, Blimbing,   G. Arum, Bulangis
Riau
Bengkalis
Bengkulu
Lebong Donok, Lebong Sulit, Simaru, Lebong Simpang, Tambang Sawah
Banten
Cikondang, Ciwangu, G. Cari, Cirotan, Cipangleseran, Cipicung, Cirotan, Lebak Sembada, Ciusul, Cibarengkok, Ciawitali, Cikotok,  Cikidang, Cibaliung, Padarincang, Cikarang, Warung Banten, Lebaksitu, Sinargalih, Cimancak, Sukamulya, Cidikit, Citorek, Cikate, Kanekes, Guradog, Jymnk Pangestu, Cicaringin, Gunung Kendeng, Bulakan, Gunung Endut, Lepas Pantai Bayah
Jawa Barat
G. Parang, Jampang, G. Megamendung, Ciwangu, G. Cari, G. Sawal, Cipalengseran, Cipicung, Tasikmalaya,
Jawa Timur
Janglot, Dawuhan, Kadungpring, Tegalrejo, Domasan, Kalitehe, Kasihan, Brengkah, Batu Ula
Jawa Tengah
Perbukitan Karang Alang,  Desa Cihonje, Babakan,  Karang Alang
Kalimantan Barat
Montrado, Bengkayang, Melawi, Lubik Embalu, Bunut
Kalimantan Tengah
S. Kahayan, Sampit, S. Barito
Kalimantan Selatan
S. Kahayan, Sampit, S. Barito, Pasir, Mra Komandan, S. Situ, S. Tarik, G. Lumut, Martapura, Pleihari, Kotabaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Banjar, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Tapin Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tambak Jariah
Maluku Utara
Waitina, Mangole, Kawata, Sahu, Kuyu, Waikilo, Anggai
Maluku
Taniwel, Tehoru, P. Kelang  
Sulawesi Barat
Karataun, Surung, Ongko, Sumarrang
Gorontalo
Tapadaa, Motomboto,  Sungai Kayubulan, Tambuililato, Baganti, Gunung Pani, Marisa Timur, Marisa
Sulawesi Selatan
Malili
Nusa Tenggara Timur
Kafamanu, Lalan Asu, Gunung Lakaan, Manususu, S. Taemaman,  Bijeli Mollo, Fatu Booi, Nggorang 8 Km Selatan Reo, Kali Wajo, Waefuka
Nusa Tenggara Barat
Mecanggah, Sekotong Barat,  Pelangan, Pangulu Desa Pangembur, G. Prabu (Pantai Prabu,) Desa Ketara, Batunampar, Teluk Puna, sejorong, Sekongkang, Dodo, Ledang, Rinti, Ranan, Brang Bambu, Sejorong, Jereweh, Hijerah, Mapinrea, Alas, Senggorong, Brang Air Panas, Brang Seloto, Batu Hijau, Tonggo, Tafu, G. Pajo , Sori Pesa, Pela, Dongga Mas, Kawuwu
Papua
Sentani, Sengi, Web, Mimika, Peg. Lemaire
Sumber : dari berbagai sumber

8.     Daftar Acuan

Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor  4  Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Buku, Majalah, Peta
Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan, 2007, Panduan Penilaian AMDAL atau UKL/UPL untuk Kegiatan Pembangunan Perumahan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Atmawinata, S., H.Z. Habidin, 1991, Geologi Lembar Ujung Kulon, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Battay, M.H., 1972, Mineralogy For Student, Longman Group Ltd.
Departemen Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia.
Departemen Pertambangan dan Energi, 1989, Buku Laporan Tahunan Pertambangan, Departemen Pertambangan dan Energi.
Direktorat Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia, Departemen Pertambangan.
Eneste, Pamusuk, 2009, Buku Pintar Penyuting Naskah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Graha, D.S., 1987, Batuan dan Mineral, PT. Nova, Bandung.
……......, 1994, Bahan Galian Indonesia, Unpub.
..........., 2001, Daya Dukung Alam Banten Dalam Pembangunan, Koran Fajar Banten, Banten.
……....., 2003, Potensi Bahan Galian di Banten Selatan, Majalah Menara Banten, Banten.
……....., 2004, Ketersedianya Sumberdaya Alam Di Masa Datang, Koran Fajar Banten, Banten.
.........., 2004, Ketersedianya Sumberdaya Alam Di Masa Datang, Koran Fajar Banten, Banten.
.........., 2011, Kisi Kisi Pertambangan, Unpub.
Hurlburt, C.S., 1971, Dana’s Manual of Mineralogy, Eignteenth Ed., John Wiley and Sons.
Madjadipoera, T., 1990, Bahan Galian Industri Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral.
Middlemost, E.A.K., 1985, Magmas and Magmatic Rocks, Longman Group Ltd.
Rusmana, E., K. Suwitodirdjo, Suharsono, 1991, Geologi Lembar Serang, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Santosa, S., 1991, Geologi Lembar Anyer, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sanusi, B., 1984, Mengenal Hasil Tambang Indonesia, PT Bina Aksara, Jakarta.
Sudana, D., S. Santosa,  1992, Geologi Lembar Cikarang, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Suhala, S., M. Arifin (Ed.), 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral.
Sujatmiko, S. Santosa, 1992, Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Internet 
http://www.mii.org
pusatpanduan.com/pdf/konsep-pengelolaan-tambang-berbasis-lingkungan-htmmusi-rawas.go.id/musirawas/images/stories/pdf...

2 komentar:

  1. Mantap tw, kembangkan terus potensinya supaya pertambangan ini makin maju terus

    BalasHapus
  2. Saya punya batu jenis calaverite bos

    BalasHapus