Oleh : Doddy Setia Graha
Batu gamping atau batu
kapur ini istilah asingnya limestone. Batu gamping sangat banyak gunanya.
Batu gamping digunakan untuk bahan
dam-dam, juga sebagai bahan mentah utama pembutan portald cement.
Batu gamping
atau batukapur juga dapat digunakan untuk pembuatan kalk zandsteen serta semen
alam. Batu gamping juga sangat berperan di dalam industri keramik. Juga
digunakan dalam industri, pembuatan gelas, alat-alat dari gelas dan email.
Di
dalam teknologi kimia batu gamping digunakan untuk membuat kalsium di dalam
pabrik gula, juga untuk pembuatan gas CO2, CaC, CaO dan CaCl2
sebagai bahan pemberi warna dalam industri minyak dan lemak. Di gunakan pula
sebagai bahan-bahan kedokteran seperti pasta.
Dalam dunia pertanian, dipakai
sebagai pencegah penyakit tanaman, juga untuk pembuatan pupuk. Sedangkan
peranan batu gamping di dalam industri logam yaitu untuk flux atau bahan
merendahkan titik lebur dan bahan-bahan tahan api.
Batu gamping juga digunakan
untuk bahan-bahan pembuatan kerajinan dalam seni budaya serta lithographi.
Banyak lagi kegunaan dari pada batu gamping atau batukapur.
Semen
Portland
Klasifikasi semen portland sesuai dengan
tujuan pemakaiannya dapat dibagi dalam lima
jenis, sebagai berikut :
a. Jenis I, untuk konstruksi pada umumnya,
dimana tidak diminta persyaratan khusus seperti yang disyrakatkan pada
jenis-jenis lainnya
b. Jenis II, untuk konstruksi umumnya
terutama sekali bila disyaratkan agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi
yang sedang
c. Jenis III, untuk konstruksi-konstruksi
yang menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi
d. Jenis IV, untuk konstruksi-konstruksi
yang persyaratan panas hidrasi yang rendah
e. Jenis V, untuk konstruksi-konstruksi
yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat
Semen portland standar harus memenuhi persyaratan
kimia dan fisik sebagai tercantum dalam Tabel 1 dan 2.
Dolomit
Dolomit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Penggunaan dolomit langsung secara langsung dipakai untuk pertanian, semen
klinker mortar, dolomit klinker, dempul rekahan serta pemanfaatan lainnya.
Penggunaan dolomit kalsinasi, yaitu menggubah dolomit dengan berbagai cara
sehingga dolomit yang diinginkan dapat terpenuhi. Dolomit kalsinasi dapat
dimenghasilkan semen oksoklorida, semen magnesium oksisulfat, busa inorganik
magnesium dan bata dolomit. Penggunaan dolomit dapat sebagai kimia dari
dolomit, yakni oksida magnesium, hidrosida magnesium dan magnesium karbonat.
Tabel 1. Persyaratan
Kimia Semen Portland
JENIS
SEMEN
URAIAN
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
- Magnesium Oksida,
MgO Maks. % berat
|
5,0
|
5,0
|
5,0
|
5,0
|
5,0
|
-
Belerang
Trioksida, SO3 Maks. %
berat
-
Bila
C3 A 8 %
-
Bila
C3 A 8 %
|
3,0
3,5
|
3,0
-
|
3,5
4,5
|
2,3
-
|
2,3
-
|
-
Hilang
Pijar,
Maks. % berat
|
3,0
|
3,0
|
3,0
|
2,5
|
3,0
|
-
Bagian
Tidak Larut
Maks. % berat
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
- Alkali sebagai Na2O, Maks. Berat *)
|
0,6
|
0,6
|
0,6
|
0,6
|
0,6
|
- Trikalsium Silikat,
C3S, Maks. berat **)
|
-
|
-
|
-
|
35
|
-
|
- Dikalsium Silikat, C2S Maks. berat **)
|
-
|
-
|
-
|
40
|
-
|
- Dikalsium Silikat, C2S Maks. berat **)
|
-
|
-
|
-
|
40
|
-
|
- Tetrakalsium
Aluminat, C3A, Maks. berat **)
|
-
|
8
|
15
|
7
|
5
|
-
Tetrakalsium
Aluminoferit ditambah 2 x Trikalsium Aluminat (C4AF + 2C3A)
atau
Kadar larutan padat (C4AF + 2C3A) maks. berat **)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
- Jumlah Trikalsium
Silikat dan Trikalsium Aluminat
(C3S + C3A)
|
-
|
58
|
-
|
-
|
-
|
Sumber : Standar : Spesifikasi
Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)
*) Hanya berlaku bila dipakai dengan agregat
yang bersifat alkali relatif
**) Bila perbandingan
antara % Al2O3 dan % Fe2O3 = 0,64
atau lebih, maka perhitungan % C3S, % C2S, % C3A,
dan % C4AF adalah sebagai berikut :
C3S = (4,071 x % CaO) – (7,600 x % SiO2)
– (6,718 x % Al2O3)
- (1,430 x % Fe2O3) –
(2,852 x % SO3)
C2S = (2,867 x % SiO2) – (0,7544 x % C3S)
C3A = (2,650 x % Al2O3) –
(1,692 x % Fe2O3)
C4AF = 3,043 x % Fe2O3
Bila perbandingan
antara % Al2O3 dan % Fe2O3 kurang
dari 0,64, maka akan terbentuk larutan padat yang dinyatakan sebagai C4AF
+ C2F.
Perhitungan kadar C4AF + C2F
dan kadar C3S dalam hal ini adalah sebagai berikut :
(C4AF + C2F) = (2,100 x % Al2O3) +
(1,702 x % Fe2O3)
(C3S) = (4,071 x % CaO) – (7,600 x SiO2)
– (4,479 x % Al2O3) – (2,859 x % Fe2O3)
-
(2,852 x % SO3)
Dalam komposisi
ini, tidak akan terbentuk senyawa C3S; dan kadar C2S
dihitung memakai rumus tersebut diatas.
Syarat maksimum
% (C4AF + C2F) atau % larutan padat ii tidak berlaku bila
syarat pemuaian maksimum akibat sulfat yang diminta sudah dapat dipenuhi.
Keterangan :
C3S = 3CaO.SiO2
C2S = 2CaO.SiO2
C2Al = 3CaO.
Al2O3
C4AF = 4CaO.
Al2O3. Fe2O3
Kapur
Klasifikasi kapur
sesuai denan tujuan pemakaiannya kapur diklarifikasikan sebagai berikut :
¨
Kapur
tohor yaitu hasil pembakaran batu alam yang sebagian besar komposisinya adalah
kalsium karbonat;
¨
Kapur
padam yaitu kapor hasil pemadaman kapur tohor dengan air akan membentuk hidrat;
¨
Kapur
udara yaitu kapur padam yang apabila
diaduk dengan air setelah beberapa waktu hanya dapat mengeras di udara karena
pengikatan karbon dioksida ( CO2 );
¨
Kapur
hidrilis yaitu kapur yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu
hanya dapat mengeras, baik di air maupun di udara;
¨
Kapur
mangnesia yaitu kapur yang mengandung lebih dari 50% mangnesium oksida (MgO)
dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan.
Persyaratan mutu kapur
adalah seperti tercatum dalam Tabel 3 dan 4.
Tabel 2. Persyaratan Fisis Semen Portland Standar
JENIS
SEMEN
URAIAN
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
-
Kehalusan
Sisa diatas ayakan
0,09 mm maks. berat
Dengan alat
Min.m2/kg
|
10
280
|
10
280
|
10
280
|
10
280
|
10
280
|
-
Waktu
Pengikatan dengan alat Vicat : *)
Awal, min. men
Akhir, mak. Jam
|
45
8
|
45
8
|
45
8
|
45
8
|
45
8
|
-
Waktu
Pengkatan dengan alat Gilimore
Awal, min. men
Akhir, mak. jam
|
60
10
|
60
10
|
60
10
|
60
10
|
60
10
|
-
Bagian
Tidak Larut,
Maks. % berat
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
-
Kekekalan
Bentuk Pemuatan dalam Otoklaf
% Maks.
|
0,8
|
0,8
|
0,8
|
0,8
|
0,8
|
-
Kekuatan
Tekan, min
Kgf/cm2
untuk umur uji :
1 hari
1 + 2 hari
1 + 6 hari
1
+ 27 hari
|
-
125
200
-
|
-
100
175
-
|
125
250
-
-
|
-
-
70
175
|
-
85
150
210
|
-
Pengikatan
Semen (False Set)
Penetrasi akhir, % min.
|
50
|
50
|
50
|
50
|
50
|
-
Panas
Hidrasi, maks.kal/g
7 hari
28
hari
|
-
-
|
70
80
|
-
-
|
60
70
|
-
-
|
-
Pemuaian
karena Sulfat * *)
14 hari, % maks.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0,045
|
Sumber
: Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)
Keterangan : *) Bila tidak ditentukan, maka yang berlaku
adalah penentuan memakai alat Vicat
**) Bila
syarat ini diminta, maka syarat C4AF + C2F tidak perlu
dilakukan.
Tabel 3. Syarat Mutu Kapur Tohor
Uraian
|
Persyartan
|
|
Kelas I
|
Kelas II
|
|
1.
Kehalusan
: sisa maksimum di atas yaitu :
Maks % berat
4,75 mm
1,18 mm
0,85 mm
|
-
0
5
|
0
-
10
|
2. Kekekalan bentuk
|
Tidak retak
|
Tidak retak
|
3.
CaO
+ MgO aktif
setelah dikoreksi
dengan
SO3
SO2 maks. % berat
|
90
6
|
85
6
|
Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan
Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)
Tabel 4. Syarat Mutu Kapur Padam
URAIAN
|
PERSYARATAN
|
|
KELAS I
|
Kelas II
|
|
1.
Kehalusan
: sisa maksimum di atas yaitu :
Maks % berat
6,7 mm
4,75 mm
0,85 mm
0.106
|
0
0
0
15
|
0
0
-
-
|
2.
CaO
+ MgO aktif
( setelah dikoreksi dengan SO3
)
CO2
Sisa tak larut,
maks. % berat.
|
65
6
1
|
65
6
3
|
3. Kekekalan bentuk
|
tidak retak
|
tidak retak
|
4. Kadar air, maks. %
berat
|
15
|
15
|
Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar