Batu
Gamping (Batuan Karbonat)
Oleh : Doddy Setia Graha
Semua batuan terdiri
dari garam karbonat, dalam prakteknya ialah terutama gamping (limestone) dan
dolomit. Kata karbonat dewasa ini lebih sering dipakai dalam industri minyak
bumi. Karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara pembentukkannya, yaitu hanya
dari larutan, praktis tak ada sebagai detritus daratan. Pembentukan secara
kimiawi, tetapi yang penting terbentuknya klastik
sebagai fragmentasi atau pengendapan menyerupai detritus.
Komposisi Kimia dan Mineral
Tidak memperlihatkan
lingkungan pengendapan, penting sebagai derajat diagenesa rekristalisasi dan
kalsium karbonat, yaitu :
Aragonit : CaCO3 (Ortorombik)
Bentuk yang paling
tidak stabil, sering dalam serabut. Jarum-jarum aragonit biasanya diendapkan
kimiawi, dari presipitasi langsung dari air laut. Diagenesanya berubah menjadi
klasit, juga organisme mebuat rumah (test) dari aragonit seperti moluska.
Kalsit : CaCO3 (Heksagonal)
Mineral ini lebih stabil,
dan biasanya merupakan hablur yang baik. Terdapat sebagai rekristalisasi dari
aragonit, sering merupakan cavity filling atau semen, dalam bentuk
kristal-kristal yang jelas. Kebanyakan gamping terdiri dari kalsit.
Dolomit : CaMg (CO3)2
Juga merupakan mineral
penting, terutama sebagai batuan reservoir, kristal sama dengan kalsit
berbedanya pada bidang refraksi dari kalsit. Terjadi secara primer
(precipitasi. langsung dari air laut), tetapi kebanyakan hasil dolomotisasi
dari kalsit.
Hiqh Magnesium Kalsit : MgCO3
Larutan padat dari MgCO3
dalam kalsit, tak begitu banyak terdapat, sering merupakan batuan batu gamping
dolomit.
Magnesti : MgCO3
Biasanya berasosiasi
dengan evaporit.
Tipe-tipe Gamping Utama
Ini berdasarkan
kenampakan di lapangan, dapat dibagi menjadi :
a.
Tipe Gamping Kerangka
Tipe gamping ini
terdapat paling banyak dalam Tersier di Indonesia, tipe ini sering membentuk
terjal pada singkapan, masif tak berlapis atau perlapisan buruk yang hanya
kelihatan dari jauh.
Komponen utama dari
batuan ini suatu kerangka yang utuh seperti dalam keadaan aslinya. Bentuk serta
jaringan kerangka tergantung dari jenis organisme yang membentuknya. Endapan
gamping kerangka di klasifikasi menurut unsur-unsur fauna atau flora yang
bertanggung jawab atas pembentukannya. Terumbu (reef) misalnya didasarkan atas
tipe organisme yang membentuk kerangka. Jika unsur-unsur fauna atau flora tak
dapat diidentifikasikan secara positif pada tingkatan spesies, maka
istilah-istilah umum seperti gamping alga koral (koral-ganggang) atau gamping
kerangka moluska. Pada umumnya ganggang merupakan penyekat pengikat atau
mengisi dari kerangka organisme, merupakan suatu bangunan yang kukuh, dan tahan
gelombang. Sering berupa kerak dan mempunyai struktur berlaminasi halus yang
bergelombang.
Komponen lainnya biasa
terdapat ialah bioclast ataupun fragmen-fragmen dapat ikut terikorporasi di
dalamnya.Komponen yang penting seperti foraminifera terutama foram besar,
moluska sering terdapat kadang-kadang merupakan kerangka tersendiri. Bentuk geometri
endapan gamping kerangka sering membentuk onggokan-onggokan terumbu, biohern
dan sebagainya. Sedangkan asal batu gamping tersebut dapat dari reef, bank,
ataupun atol.
b.
Tipe Gamping Klastik
Batuan ini masih dapat
dibagi lagi menjadi, bioklastik, interclast/fragmeter dan klastik non
fragmeter. Berdasarkan besar butirnya batuan ini terbagi menjadi :
Lebih besar dari 2 mm,
terdiri dari cangkang-cangkang/kerangka, disebut Cocquina jika terdiri dari
moluska dan fragmen koral.
Lebih dari 0,25 mm,
sukar untuk membedakan partikel-partikel pembentuk, maka sering digunakan
istilah seperti, mikrograined atau mikrogranular. Jika sudah tidak dapat
diidentifikasi, maka istilah-istilah yang biasa dipergunakan adalah kalkarinit
terutama jika tekstur jelas menyerupai pasir, granular limestone, clastic
limestone dan fragmental limestone.
c.
Tipe Gamping Afanitik
Terdiri dari
butir-butir lebih kecil dari 0,005 mm, tidak dapat diketahui apakah terdiri
dari fragmen-fragmen halus (pecahan gamping) atau kristal-kristal halus.
Beberapa nama untuk istilah batuan ini adalah micrite, mudstone, calciluite,
lihographic, dan sublithographikc.
Batuan ini memiliki
beberapa cara terbentuknya, seperti yang pertama penggerusan gamping yang telah
ada. Misalnya penghancuran terumbu oleh gelombang. Kedua dari pengendapan
langsung secara kimiawi dari air laut yang telah kelewat jenuh akan CaCO3
sebagai jarum-jarum aragonit. Dan ketiga dari pengendapan dengan batuan
ganggang hijau (chlorophycae) sebagai jarum-jarum aragonit.
Lingkungan pembentukan batu
gamping ini yaitu diendapkan di daerah dangkal yang terlindung lagoon di
belakang terumbu, penguapan yang kuat dan dengan batuan ganggang. Biasanya kaya
akan zat organis dan diacak-acak oleh binatang, sehingga tidak memperlihatkan
perlapisan.
d.
Tipe Gamping Kristalin
Gamping kristalin kasar
tidak dibentuk secara langsung dari endapan, tetapi biasanya dari hasil
rekristalisasi dari gamping yang lain, dan gamping klastik ataupun gamping
terumbu maupun afanitik. Proses ini terjadi pada diagenesa dapat disebut
neomorphosme. Gamping kristalin kasar mungkin juga diendapkan secara langsung
dalam asosiasi dengan pengendapan evaporit. Dolomit biasanya terdapat selalu
secara kristalin, berbentuk anhedral, bertekstur mosaik dan sukrosik.
Cara terbentuknya batuan
ini, terbagi menjadi tiga yaitu pertama pengendapan langsung dalam supratidal
atau evaporit. Kedua pengendapan dalam pori-pori gamping klastik di daerah
supratidal, sebagai hablur kemudian partikel kalsit terlarut. Ketiga proses
ubahan (replacement) suatu terumbu yang terangkat ke daerah supratidal dengan
proses seepage reflux.
Pada pembentukan
dolomit harus memenuhi syarat dimana konsentrasi Mg/Ca ratio = 5 : 1, sehingga diperlukan penguapan yang
luar biasa. Hal ini dapat terjadi di daerah gurun atau daerah tropis yang
kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar