Proses Pembentukan
Oleh : Doddy Setia Graha
Batuan malihan
(metamorfosa) adalah hasil dari perubahan-perubahan fundamentil batuan yang
sebelumnya telah ada. Panas intensif dipancarkan oleh suatu masa magma yang
sedang mengitrusi menyebabkan terjadinya metamorfosa kontak. Metamorfosa
regional meliputi daerah yang sangat luas disebabkan oleh efek tekanan dan
panas pada batuan yang terkubur sangat dalam.
Kedua tipe metamorfosa,
fluida dalam batuan dapat membantu perubahan-perubahan padat, dengan perubahan
kimiawi. Air adalah fluida utama, tetapi unsur-unsur kimia seperti klor, flour,
brom dan lain-lain dapat keluar dari batuan sekelilingnya.
Namun harus dipahami
bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan padat, dengan perubahan kimiawi
dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses-proses rekristalisasi,
reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru dengan penyusunan kembali
elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah ada.
Metamorfosa terjadi
dalam suatu lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungan dimana batuan
asalnya terbentuk. Banyak mineral-mineral hanya stabil dalam batas-batas
tertentu dalam temperatur, tekanan dan kimiawi. Jika batuan tersebut dikenakan
temperatur dan tekanan yang lebih tinggi, batas kestabilan mineral dapat
dilampui, penyesuaian mekanis dan kimiawi dapat terjadi dalam batuan membentuk
mineral-mineral baru yang stabil dalam kondisi baru.
Batuan malihan dapat
dibagi menjadi, Malihan Kontak
(termal), di sekitar suatu intrusi magma dimana panas pemegang peranan dan
fluida-fluida. Malihan Dinamis
(kataklastik), di sekitar dislokasi dimana tekanan kedua memegang peranan.
Sedangkan Malihan Regional dimana
kedua efek ini memegang peranan penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar