Pasir
Gunungapi
Oleh : Doddy Setia Graha
Pasir gunungapi adalah
bahan-bahan lepas berukuran pasir yang disemburkan pada waktu letusan
gunungapi.
Sifat Fisik
Pasir gunungapi terdiri
dari beberapa material batuan beku (andesit-basal), tufa dan debu gunungapi.
Bahan tersebut memiliki variasi fisik yang sangat berbeda, begitu pula dengan
bentuk dan besar butirnya.
Pasir gunungapi
digunakan untuk campuran pembuatan beton, plester pasangan dan pasir urug. Pasir
dari G. Galunggung sangat baik untuk pasir beton. Beberapa lokasi lainnya baik
sebagai pasir bangunan dan tanah urug. Pasir Gunungapi sangat baik
sebagai pencampur pada pembuatan aspal atau hotmix.
Pada umumnya endapan
pasir banyak terdapat tersebar di banyak daerah/tempat di Indonesia dalam
jumlah dan kadar berbeda-beda.
Kegunaan :
Agregat halus memenuhi persyaratan di bawah ini:
¨
Agregat halus harus terdiri
dari butir-butir yang tajam dan keras dengan indikasi kekerasan £ 2,2.
¨
Butir-butir agregat halus harus
bersifat kekal. Artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, seperti tarik matahari dan hujan,
¨
Sifat kekal apabila diuji
dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berkut:
-
Jika di pakai Natrium sulfat,
bagian yang hancur maksimum 12 %,
-
Jika di pakai magnesium sulfat,
bagian yang hancur maksimum 10 %.
¨
Agregat halus tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,060 mm . Apabila kadar lumpur
melampaui 5 %, maka agregat harus di cuci;
¨
Agregat halus tidak boleh
mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan
percobaan warna dari Abrams-Herder. Untuk itu bila direndam dalam larutan 3 %
NaOH, cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan
pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi
percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan
agrerat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan
adukan agrerat yang sama tetapi di cuci
dalam larutan 3 % NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur
yang sama;
¨
Susunan besar butir agrerat halus
mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 - 3,8 dan harus terdiri atas dari
butir-butir yang beraneka ragam
besarnya. Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus masuk
salah satu dalam daerah susunan butir menurut zone: 1, 2 ,3 atau 4 (
SKBI/BS.882) dan harus memenuhi syarat -
syarat sebagai berikut:
-
Sisa di atas ayakan 4,8 mm,
harus maksimum 2 % berat;
-
Sisa di atas ayakan 1,2 mm,
harus minimum 10 % berat;
-
Sisa di atas ayakan 0,30 mm,
harus minimum 15 %.
¨
Untuk beton dengan tingkat
keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif;
¨
Pasir laut tidak boleh dipakai
sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk
dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui;
¨
Agregat halus yang digunakan
untuk maksud spesi plesteran dan spesi terapan harus memenuhi persyaratan di
atas(pasir pasang).
Agregat kasar (Tabel 1) memenuhi persyaratan di bawah ini:
¨
Agregat kasar harus terdiri
atas dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Kadar bagian yang lemah
bila diuji dengan goresan batang tembaga, maksimum 5 %. Kekerasan dari
butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan
beban penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Tabel
1. Persyaratan Agregat Kasar
Kelas
dan mutu beton
|
Kekerasan
dengan bejana tekan rudeloff bagian hancur menembus ayakan 2 mm, maksimum %
|
Kekerasan
dengan bejana geser los angelos; bagian hancur menembus ayakan 1,7 mm
Maksimum
%
|
|
Fraksi
butir
19 – 30 mm
|
Fraksi
butir 9,5 – 19 mm
|
||
Bo serta mutu B1
Beton mutu K.125 K.175 dan K.225
Mutu beton di atas K.225 atau beton pra tekan
|
22 – 30
14 – 22
kurang dari 14
|
24 – 32
16 – 24
kurang dari 16
|
40 – 50
27 – 40
kurang dari 27
|
Sumber
: Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)
¨
Agregat kasar yang mengandung
butir-butir pipih yang panjang hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir
pipih dan panjang tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya;
¨
Butir-butir agregat kasar harus
bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan hujan;
¨
Sifat kekal, apabila diuji
dengan larutan garam sulfat, sebagai berikut:
-
Jika dipakai natrium sulfat,
bagian yang hancur, maksimum 12 %;
-
Jika dipakai magnesium sulfat,
bagian yang hancur, maksimum 10 %;
¨
Agregat kasar tidak boleh
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif
alkali;
¨
Agregat kasar tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering).Apabila
kadar lumpur melampaui 1 % maka agregat kasar harus dicuci;
¨
Agregat kasar harus terdiri
dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan
ayakan yang ditentukan, susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara
6-7,10 dan harus memenuhi syarat-syarat berikut;
-
Sisa di atas ayakan 38 mm, harus
0 %; berat
-
Sisa di atas ayakan 4,8 mm,
harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat;
-
Selisih antara sisa-sisa
kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
¨
Besar butir agregat maksimum
tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang
samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga per empat dari jarak
bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan
dari pembatasan ini diijinkan apabila menurut penilaian pengawas ahli cara-cara
pengecoran beton adalah sedemikian rupa hingga menjamin tidak terjadi
sarang-sarang kerikil.