Senin, 25 Juni 2012

Batu Gamping, Semen Portland

Semen Portland


Oleh : Doddy Setia Graha

Klasifikasi semen portland sesuai dengan tujuan pemakaiannya dapat dibagi dalam lima jenis, sebagai berikut :
a.       Jenis I, untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta persyaratan khusus seperti yang disyrakatkan pada jenis-jenis lainnya
b.      Jenis II, untuk konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang
c.       Jenis III, untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi
d.      Jenis IV, untuk konstruksi-konstruksi yang persyaratan panas hidrasi yang rendah
e.       Jenis V, untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat
Semen portland standar harus memenuhi persyaratan kimia dan fisik sebagai tercantum dalam Tabel 1 dan 2.

Dolomit
            Dolomit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan dolomit langsung secara langsung dipakai untuk pertanian, semen klinker mortar, dolomit klinker, dempul rekahan serta pemanfaatan lainnya. Penggunaan dolomit kalsinasi, yaitu menggubah dolomit dengan berbagai cara sehingga dolomit yang diinginkan dapat terpenuhi. Dolomit kalsinasi dapat dimenghasilkan semen oksoklorida, semen magnesium oksisulfat, busa inorganik magnesium dan bata dolomit. Penggunaan dolomit dapat sebagai kimia dari dolomit, yakni oksida magnesium, hidrosida magnesium dan magnesium karbonat.

Tabel 1. Persyaratan Kimia Semen Portland
JENIS SEMEN PORTLAND
URAIAN
I
II
III
IV
V
1
2
3
4
5
6
-       Magnesium Oksida, MgO Maks. % berat

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0
-       Belerang Trioksida, SO3   Maks. % berat
-        Bila C3 A  8 %
-        Bila C3 A 8 %


3,0
3,5


3,0
-


3,5
4,5


2,3
-


2,3
-
-        Hilang Pijar,
Maks. % berat

3,0

3,0

3,0

2,5

3,0
-       Bagian Tidak Larut
Maks. % berat

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5
-       Alkali sebagai Na2O,       Maks. Berat *)

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6
-       Trikalsium Silikat, C3S,  Maks. berat **)

-

-

-

35

-
-       Dikalsium Silikat, C2S    Maks. berat **)

-

-

-

40

-
-       Dikalsium Silikat, C2S    Maks. berat **)

-

-

-

40

-
-       Tetrakalsium Aluminat, C3A, Maks. berat **)

-

8

15

7

5
-       Tetrakalsium Aluminoferit ditambah 2 x Trikalsium Aluminat (C4AF + 2C3A)
atau
Kadar larutan padat          (C4AF + 2C3A)                maks. berat **)






-






-






-






-






20
-       Jumlah Trikalsium Silikat dan Trikalsium Aluminat         (C3S + C3A)


-


58


-


-


-
            Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)

  *) Hanya berlaku bila dipakai dengan agregat yang bersifat alkali relatif
**) Bila perbandingan antara % Al2O3 dan % Fe2O3 = 0,64 atau lebih, maka perhitungan % C3S, % C2S, % C3A, dan % C4AF adalah sebagai berikut :
C3S   = (4,071 x % CaO) – (7,600 x % SiO2) – (6,718 x % Al2O3)
   - (1,430 x % Fe2O3) – (2,852 x % SO3)
C2S   = (2,867 x % SiO2) – (0,7544 x % C3S)
C3A  = (2,650 x % Al2O3) – (1,692 x % Fe2O3)
C4AF        = 3,043 x % Fe2O3
Bila perbandingan antara % Al2O3 dan % Fe2O3 kurang dari 0,64, maka akan terbentuk larutan padat yang dinyatakan sebagai C4AF + C2F.
Perhitungan kadar C4AF + C2F dan kadar C3S dalam hal ini adalah sebagai berikut :
(C4AF + C2F)   = (2,100 x % Al2O3) + (1,702 x % Fe2O3)
(C3S)               = (4,071 x % CaO) – (7,600 x SiO2) – (4,479 x % Al2O3) – (2,859 x % Fe2O3)
                           - (2,852 x % SO3)
Dalam komposisi ini, tidak akan terbentuk senyawa C3S; dan kadar C2S dihitung memakai rumus tersebut diatas.
Syarat maksimum % (C4AF + C2F) atau % larutan padat ii tidak berlaku bila syarat pemuaian maksimum akibat sulfat yang diminta sudah dapat dipenuhi.
Keterangan :
C3S        =   3CaO.SiO2
C2S        =   2CaO.SiO2
C2Al       =   3CaO. Al2O3
C4AF      =   4CaO. Al2O3. Fe2O3

Tabel 2. Persyaratan Fisis Semen Portland Standar
JENIS SEMEN PORTLAND
URAIAN
I
II
III
IV
V
-      Kehalusan
Sisa diatas ayakan 0,09 mm maks. berat
Dengan alat Blaine, luas permukaan tiap satuan berat semen,
Min.m2/kg

10



280

10



280

10



280

10



280

10



280
-      Waktu Pengikatan dengan alat Vicat : *)
Awal, min. men
Akhir, mak. Jam

45
8

45
8

45
8

45
8

45
8
-      Waktu Pengkatan dengan alat Gilimore
Awal, min. men
Akhir, mak. jam

60
10

60
10

60
10

60
10

60
10
-      Bagian Tidak Larut,
Maks. % berat

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5
-      Kekekalan Bentuk Pemuatan dalam Otoklaf
% Maks.


0,8


0,8


0,8


0,8


0,8
-      Kekuatan Tekan, min
Kgf/cm2 untuk umur uji :
1 hari
1 + 2 hari
1 + 6 hari
1 + 27 hari


-
125
200
-


-
100
175
-


125
250
-
-


-
-
70
175


-
85
150
210
-      Pengikatan Semen (False Set)
Penetrasi akhir, % min.

50

50

50

50

50
-      Panas Hidrasi, maks.kal/g
7 hari
28 hari

-
-

70
80

-
-

60
70

-
-
-      Pemuaian karena Sulfat * *)
14 hari, % maks.

-

-

-

-

0,045
         Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)
Keterangan : *)    Bila tidak ditentukan, maka yang berlaku adalah penentuan memakai alat Vicat
                       **)   Bila syarat ini diminta, maka syarat C4AF + C2F tidak perlu dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar